Mohon tunggu...
Tessie Setiabudi
Tessie Setiabudi Mohon Tunggu... profesional -

Tessie adalah seorang psikolog dan konsultan. Dia lahir di Indonesia dan meninggalkan Indonesia sejak tamat SMU. Dia menyelesaikan BA dan MA dari bidang Psikologi di US dan MBA dari bidang Training and Development di UK. Dia tinggal di US, UK, Australia dan Singapura selama 30 tahun. Tessie telah mengadakan pelatihan dan konsultasi lebih dari 10,000 orang dari berbagai jajaran di berbagai perusahaan maupun organisasi di Asia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Program Persiapan Pensiun - Sekedar Proforma atau Berkualitas?

30 Oktober 2012   17:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:12 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak perusahaan besar yang menyelenggarakan program persiapan pensiun in-house bagi para calon purnakaryawannya. Namun, setelah pernah menjalaninya serta berbincang-bincang dengan banyak rekan dan kenalan kami yang juga mengikuti program persiapan pensiun in-house seperti itu, banyak yang kecewa. Banyak materi pelatihan yang menurut mereka kurang atau bahkan tidak bermanfaat, terutama karena penyampaiannya tidak baik dan topiknya hanya berfokus pada beberapa aspek saja. Ujung-ujungnya, program persiapan pensiun tersebut cepat terlupakan dan sasarannya tidak tercapai. Akibatnya, karyawan yang pensiun merasa kecewa pada perusahaan, dan merasa diperlakukan “habis manis sepah dibuang” oleh perusahaan.

Program persiapan pensiun yang berkualitas bukanlah untuk memanjakan calon pensiun, namun untuk memberdayakan mereka sehingga mereka sungguh-sungguh siap memasuki masa pensiun dan nantinya menjalani masa pensiun dengan sehat, senang dan sukses. Program persiapan pensiun yang baik membahas pensiun secara holistik (menyeluruh) dari berbagai aspek serta memotivasi pesertanya untuk memasuki masa pensiun dengan sikap positif.

Dari seluruh fase perjalanan hidup seseorang, menjalani masa pensiun adalah satu fase di mana yang bersangkutan tidak memperoleh pembimbingan yang terarah. Kita ingat bahwa waktu pertama kali masuk sekolah (TK), kita ditemani oleh orang tua. Waktu pertama kali mengemudikan mobil di jalan raya, kebanyakan kita ditemani oleh seorang pendamping. Waktu pertama kali mulai bekerja, banyak yang menjalani fase ‘magang’ dibawah bimbingan seorang senior. Tetapi untuk memasuki era yang begitu penting, yaitu masa pensiun, tidak ada fase ‘tutorial’ atau ‘magang’ program persiapan pensiun.

Dari sisi perusahaan memang program persiapan pensiun tidak memberikan imbal balik investasi (return on investment), karena program pelatihan pensiun adalah program yang murni untuk para karyawan. Tapi kalau kita cermati dengan baik, sebenarnya sepanjang masa kerjanya, karyawan sudah ‘menabung’ investasi untuk program persiapan pensiun yang berkualitas dan bermanfaat bagi diri mereka, dan karena itu pantas memperolehnya. PensiunGaul.com

Kami mencoba memberikan ilustrasi melalui perhitungan sederhana. Sebut saja Badu akan pensiun setelah 20 tahun bekerja pada perusahaan.

·Hari kerja/tahun: 52 x 5 hari - 30 hari libur/cuti = 230 hari.

·Hari kerja selama 20 tahun = 20 x 230 hari = 4600 hari.

·Jika kontribusi Badu dihargai Rp 250/jam, maka Badu ‘menabung’ Rp 2000/hari.

Jadi ‘total cicilan untuk investasi’ program persiapan pensiun Badu selama 20 tahun = 4600 x Rp 2000 = Rp 9,2 juta!

Jelas bahwa sudah sepantasnya perusahaan memberikan Badu program persiapan pensiun yang berkualitas sebagai pembekalan dan penghargaan pada Badu atas sumbangsihnya sepanjang masa kerjanya. Melalui program persiapan pensiun yang benar-benar memadai, Badu akan memasuki masa pensiun dengan kesiapan yang baik dan menjalaninya dengan sehat dan bahagia. Kami yakin Badu akan sangat berterima kasih pada perusahaan karena mendapat program persiapan pensiun yang berkualitas dan merasa diperlakukan “habis manis, sepah diberdayakan” oleh perusahaan.

PensiunGaul.com

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun