Mohon tunggu...
Pensiunan Selebritis
Pensiunan Selebritis Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

-

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Demokrasi Salah Kaprah"

9 September 2015   22:08 Diperbarui: 9 September 2015   22:10 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Zaman sekarang ini, semua harus ditonjolkan. Bila tampan atau cantik, tonjolkan ketampanan dan kecantikan kita. Bila kaya, tonjolkan kekayaan kita. Bila pintar, tonjolkan kepintaran kita. Dengan begitu, orang akan banyak yang mengenal kita. Karna semakin dikenal, makin mudah kita menghasut menggiring opini banyak orang. Terlepas dari itu benar atau tidak, karna itu hanyalah hal sepele jika kita mempunyai keahlian dalam mempermainkan kata-kata.

Nah karena trend ini. Saya, sebagai warga negara yang selalu ingin mengikuti trend. Saya juga ndak mau toh terlihat seperti biasa-biasa saja. Saya juga mau seperti itu, mangkanya sekarang saya mau mencobanya. :))

Soal demokrasi. Demokrasi sudah diajarkan ketika kita masih berada di bangku SMA, bahkan SMP kalau ndak salah. Nah singkat saja, menurut Aristoteles demokrasi adalah "sebuah kebebasan". Sedangkan menurut Charles Costello adalah suatu kebebasan bagi warga negara dalam melindungi hak-haknya. Mungkin banyak yang menganggap (termasuk saya) bahwa demokrasi itu bebas. Bebas dalam artian sebebas-bebasnya. Tak peduli salah atau tidak yang penting kita punya "peganggan" yang bernama demokrasi.

Semisal, ada seorang pejabat publik yang terjerat kasus korupsi, disidang, terbukti bersalah, lalu mengajukan banding dan ditolak dengan yakinnya bilang bahwa dia di dzalimi dll. Oke, memang seorang terdakwa berhak atau mendapat kesempatan untuk mengajukan banding. Tapi yang perlu digaris bawahi adalah kata-kata di dzalimi tersebut. Kenapa sebegitu yakinnya gituloh. Saya heran. Hehehe.

Banyak, yang sudah jelas-jelas salah masih saja berusaha membela diri. Alasannya, lho.. ini kan hak saya, bla bla bla. Oke memang hak anda. Seorang pencuri pun berhak mengatakan bahwa dia tidak bersalah (mencuri) tapi jika kenyataannya berkata lain? Maksud saya gini. Jika memang salah, ya sudah salah. Ayo kita sama-sama belajar bertangung jawab atas apa yang telah kita buat. Apapun itu. Oh ya sih.. saya hampir lupa bahwasanya. "Kebenaran di zaman sekarang ini adalah tentang versi dan kepentingan siapa.!"

Nah.. jika ini benar, berarti saya salah besar. Mohon dimaafkan, saya cuma bercanda kok.! Heuheuheu

Salam. #GBU

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun