Teruntuk mata gelap dan senyum manisnya,
Tersirat angan di atas langit jingga
Terpaan angin dan suara ombak
Lalu aku tenggelam
Bukan soal birunya lautan
Ataupun dalamnya samudera
      Perihal indra yang hanya bisa merasa
      Dan realita yang mengurung hasrat
      Dengan bangga ku tenggelam
      Sambil menatap langit jingga
Bahkan ia pun hanya diam
Meski tahu aku akan menyerah
Dari langit jingga hingga jadi rembulan
Ia menanti waktu yang tepat
      Dan hingga satu fajar
      Di satu tempat yang tak bisa kujamah
      Ia datang, bukan untuk menyelamatkan
      Gapai tangan dan dekapku erat,
      Hanya untuk mengajarkan
      Caraku tuk berenang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H