"Saya bukan Kapten kapal," jawah bapak itu, yang membuatku heran, mengapa jawabannya kontra dengan jawaban sebelumnya. Ah, mungkin bapak ini sedang bercanda, siapa saja bisa bercanda, orang dengan wajah tanpa ekspresipun pasti juga bisa bercanda, tapi mungkin candaannya sedikit berbeda, pikirku.
"Oh iya pak hehehe, tadi kata bapa Kapten kapalnya bapa," tanyaku kembali dengan sedikit tawa untuk memecah ketegangan.
"Saya Bas di kapal ini," tadi bapak ini bilang Kapten, sekarang bas, mungkin berikutnya dia mengaku sebagai pemilik kapal.
"Oh bapak Bas, tapi Kapten kapalnya ada pak?" Tanyaku kembali, mengikuti alur candaannya.
"Saya," dia kembali menjawab dengan berbicara sambil sedikit menundukan kepalanya. Aku semakin masuk dalam candaannya yang masih belum aku pahami, aku hanya tersenyum, akan kuladeni candaannya.
"Oh hebat pak! Jadi bapak Kapten sekaligus Bas, lebih efisien itu pak, bapak jadi Bas dulu baru jadi Kapten atau Kapten dulu baru Bas?" Ujarku dengan sedikit senyum, seraya salut dengan bapak ini yang double degree Kapten dan bas.
"Saya sudah menjadi Bas dari awal ikut ke kapal ikan," ujarnya yang masih tidak menunjukan senyumnya.
"Oh gitu, berkarir ya pak, jadi Bas baru jadi Kapten, kalau ditotal udah berapa tahun pak jadi basnya?" Tanyaku perlahan dan berharap agar si bapak mengakhiri candaannya.
"20 tahun," katanya.
"Wah lama juga ya pak, berarti udah bersahabat dengan mesin kapal ya pak?" Tanyaku yang masih yakin bahwa bapak ini akan mengakhiri candaannya pada ucapannya kali ini.
"Saya," jawabnya pendek dengan berbicara sambil sedikit menunduk.