Rindu untuk ibu
Hari masih pagi
Kokok ayam masih terdengar
Udara pagi menebar rasa dingin
Deru kendaraan lalu lalang terdengar berisik tak kenal waktu
Ku berdiri terpaku, menatap kejauhan
Terhampar pegunungan menjulang tinggi
Seakan bersaing menggapai langit
Aku mendesah perlahan
Keadaan yang melanda
Membuat jarak dekat terasa sangat jauh
Apalagi terpisah oleh lautan luas
Kuteringat dirimu, ibu
Rambutmu telah memutih dengan langkah yang jauh dari gesit
Termakan usiamu yang makin banyakÂ
Ku ingin bersua, namun kondisi tak berpihak
Membuat hati menjerit tanpa kata
Kuraih handphonekuÂ
Dengan segenggam asa yang selalu ada
Mendengar suaramu yang masih jelas dalam bernada
Tergambar nyata dipelupuk mataku
Senyum sumringah tulus tanpa palsuÂ
Tanda keiklasan yang tak lekang oleh waktu
Kurindu dengar doamu yang terucap tiada henti
Kurindu dengar nasehatmu…kurindu dengar teguranmu
Yang menempaku menjadi pribadi yang bersyukur
Oh ibuku, kurindu dirimu
Sehatlah selalu, bahagialah selalu
Aku yakin, restumu akanselalu mengiringi langkahku
Penina AS, 20042020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H