Pagi, kembali berdercit murai-murai mengangkasa, bernyanyian menuju padang savana
Aku membayangkannya; terbang memenuhi langit, langit biru, kepak-kepak mungil menari di antara angin-angin
Hiburan para petani yang membawa cangkul dan senyum sumringah
Tak perlu, tak perlu menjadi elang yang disegani atau owl tuk ditakuti
Aku, aku ingin menjadi seperti mu, oo... murai...
Senja kali ini datang begitu cepat, tanda pengingat pulang yang mutlak
Anak dan mungkin isteri menanti butiran murbey yang kau dapat
Di sarang sederhana, di tangkai pohon mangga, engkau bertempat
Dan engkau murai, kembali pun dengan dercit anggun
Entah mengabarkan ceria ataukah sedih tak ada murbey di paruh
Engkau tetap bernyanyi, menghibur petani bercangkul dan senyum letih
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI