"Hahaha... By the way tadi Rei kelihatan cemas banget tuh saat loe masuk ruangan bu Dina, takut kalah bersaing kali."
Ku hentikan cursor mouse lalu,"ih loe tuh bawel banget sih Don, kerjaan loe dah beres?"
"Weiit udah dong... Sabar om, hmm... Loe tau gak, Rei tuh suka sama loe. Dari mata saat ngeliat loe tuh beda. Ada warna cinta." Doni berkata sambil menggerakan tangan seolah peramal.
"Anjriitt... Loe, kesini cuma mau ngerumpi. Ih eyke lagi banyak PR cynn...", kataku sembari berpose banci kaleng.
"yeee, beneran sob. Bukan gosip tadi gw denger sendiri saat dia ngobrol sama Sari. Loe suka juga kan? Apa coba kurangnya Rei, tajir, cantik, pinter, seksi lagi beuuuh."
Dan tiba-tiba, "Heh! Apa kalian? Ngomongin gw ya?", tanya Rei, mengagetkan kami.
"Ngga Rei, bukan aku. Tau tuh Doni." kataku sambil menatap lcd komputer di hadapku.
"Uh Doni," rei, sambil melirik sinis ke arah Doni. "Abi, nanti makan siang bareng aku yah. Maukan?" tanya Rei, dengan wajah mengharap jawaban yang diinginkan.
"Gak ikut-ikutan, Gak ikut-ikutan." ejek Doni sambil berlalu di antara aku dan Rei yang terdiam.
"Hmm... Insyaallah ya, kalau kerjaanku sudah selesai."
"Ya pokoknya harus secepatnya dong, kalau ngga aku akan di kantor nemenin kamu aja."