Mohon tunggu...
Humaniora

Surga Tempat Bercahaya di Dalam Alam Keabadian Kisah Nyata Seorang Manusia yang Telah Mencapainya

13 Desember 2016   23:11 Diperbarui: 1 Januari 2017   07:10 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bila tujuan di akhirat itu diibaratkan sebagai tempat di dunia, maka masing-masing golongan dan kepercayaan berusaha untuk sampai ketempat itu dengan cara yang berbeda, dengan pengetahuan yang mereka miliki juga pengajaran yang didapatkan dari para pemuka golongan masing-masing. Merekapun sebenarnya hanya berbeda dalam mengambil jalur perjalanan yang akan menuju tempat akhir di akhirat itu. Ada yang melalui jalan sebelah kanan atau melalui yang jalan sebelah kiri, ada yang memutar, bahkan ada yang langsung mengambil jalan pintas. Tetapi sayangnya bahwa semua tidak menyadari bahwa mereka, pada akhirnya akan sampai pada suatu tempat yang sama, yang bisa dimasuki oleh semua manusia dari golongan manapun, apabila mereka telah memiliki pengetahuan dan sampai pada jalan kebenaran.

Seandainya saja seluruh manusia di dunia bisa memiliki pengetahuan dari seorang manusia yang memiliki pengetahuan secara hakekat dan memberitahukan kepada seluruh manusia itu, bahwa sebenarnya perbedaan yang hanya menurut manusia belaka, sebenarnya tidaklah ada. Tentunya, bila seluruh manusia di dunia menyadari akan hal itu, dapat memahami makna dan tujuan hidup yang hendak dicapai sesungguhnya, maka dapat dipastikan, mereka akan saling menghormati dan menghargai antara golongan yang satu dengan golongan yangn lainnya, karena perbedaan hanya berdasarkan dari cara yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan itu saja. Dan apabila masing-masing golongan itu telah saling memahami dan menghormati satu dengan yang lain, maka dapat dipastikan pula kedamaian, kerukunan, dan kenyamanan serta kebahagiaan dalam hidup di dunia mengenai hubungan kemanusiaan dapat tercapai.

Tetapi pertanyaannya adalah, apakah ada seseorang manusia yang memiliki pengetahuan mendalam seperti itu? Adakah seorang manusia yang pasti dengan bimbingan dan pengetahuan Yang Maha Kuasa, dapat melebur segala perbedaan dan membimbing serta mengarahkan semua manusia di dunia, untuk lebih cepat sampai pada tujuan akhir didalam pembenaran?

Kenyataannya adalah, begitu lama kehidupan di dunia, ku habiskan untuk mencari pengetahuan kebenaran itu, tetapi tidak ku temukan adanya manusia yang mampu merengkuh seluruh manusia di dunia, tanpa kecuali, bahkan hingga saat kematian datang kepadaku. Aku tetap belum menemukan kebenaran yang sesungguhnya dari seorang manusia. Padahal aku bukan hanya mencari kebenaran dan manusia yang mampu menuntunku itu di dalam negeri saja. Aku juga pernah mencari pengetahuan itu hingga keluar negeri, tetapi aku tetap belum menemukan. Apakah pada waktu itu memang belum saatnya anugerah datang kepadaku, ataukah memang benar-benar tidak ada seorang mausia dengan perwujudan seperti demikian.

Hingga saat kematian datang kepadaku dan ternyata segala tekad dan perjuanganku mencari kebenaran, walaupun belum mencapai puncaknya, ternyata tetap mendapatkan kasih sayang dari Yang Maha Kuasa sehingga disinilah aku berada. Walaupun masih ada sebuah keinginan untuk menjawab pertanyaan yang sudah lama tersimpan, tetapi karena aku bukan lagi berada di dunia semua itu aku simpan saja. Yang Maha Kuasa memang selalu mendengar tekad dan keyakinan hamba-hamba-Nya, sehingga justru setelah kematian datang kepadaku dan telah beberapa waktu aku berada di surga ini, aku dapat bertemu dengan manusia yang perwujudannya seperti yang menjadi pertanyaanku dahulu.

Apabila saudaraku sesama hamba Yang Maha Kuasa merasa kurang memahami apa yang kusampaikan, semua itu merupakan suatu kewajaran, karena saudaraku selama ini mendapatkan pengetahuan dari seseorang yang memberikan pengetahuan, hanya berada dipermukaan saja. Mereka yang membimbing saudaraku selama ini, yang dianggap memiliki pengetahuan tinggi dan pemuka dari semua golongan justru menanamkan dan semakin mempertajam adanya perbedaan dari setiap golongan dan juga menanamkan sebuah doktrin bahwa kebenaran dan kebaikan hanyalah milik golongan sendiri. Sehingga pengetahuan itu pulalah yang selama ini telah melekat dan turun menurun kepada saudara- saudaraku sesama hamba Yang Maha Kuasa. Tetapi tidak ada kata terlambat, selama tekad untuk memperbaiki diri dan mendapat kebenaran itu ada dalam diri semua saudaraku, maka yakinlah kebenaran itu akan menghampiri saudaraku semua.

Saudaraku harus dapat mengesampingkan segala pikiran dan doktrin yang bermacam-macam yang telah melekat didalam pikiran dan perasaan terhadap golongan lainnya. Saudaraku pun hendaknya merenungi dan mencoba mencari pembenaran di dalam keheningan, bahwa apabila kebaikian dan juga tempat bercahaya di surga itu hanya milik salah satu golongan dengan sebutan tertentu, lalu bagaimanakah dengan para utusan-utusan terdahulu yang sebutan golongannya berbeda, dan istilah yang diajarkannya juga terlihat berbeda. Peraturan dan ketentuan yang berlaku mungkin pula berbeda. Berarti apakah mereka semua itu tidak mendapat kebaikan dan tidak akan mendapatkan surga yang bercahaya? Sedangkan mereka semua merupakan utusan-utusan dari Yang Maha Kuasa, dimana mereka membimbing manusia lainnya pada waktu dan tempat yang berbeda. Sehingga apa yang disampaikannya pun, bila terlihat dan dinilai secara fisik seperti berbeda.

Tanyakanlah hal ini jauh didalam diri saudaraku semua, bukan kepada pikiran yang terkadang menipu, apalagi bertanya kepada manusia lainnya yang tidak memahami makna dan hanya memiliki pengetahuan yang bersifat normatif. Apabila saudaraku semua tidak dapat menemukan jawabannya dan tidak memiliki pemahaman akan hal itu, maka merendah dirilah kepada Yang Maha Kuasa dan mohon petunjuk-Nya agar Yang Maha Kuasa membimbing saudaraku semua dan mengarahkan kepada seorang manusia yang benar-benar memiliki pemahaman mendalam akan kebenaran itu. Yakinlah bahwa saudaraku semua akan menemukannya, karena Yang Maha Kuasa-pun tidak akan membiarkan hambanya, yang memiliki tekad dan keinginan untuk memperbaiki diri dan mencari kebenaran, tentunya akan dapat menemukan hidayah itu untuk saudaraku semua.

 

Mari saudaraku semua, kosongkanlah lahir dan batin, agar dapat menerima kebenaran itu dengan akal pikir dan hati nurani. Tuhan Yang Maha Kuasa itu adalah pasti, yang berarti secara logika bahwa kebenaran itu sendiri adalah suatu kepastian dan bersifat universal, artinya bila suatu kebenaran itu memang benar, maka seharusnya dapat menyentuh siapapun tanpa terkecuali dan tetap suatu hasil dari suatu kebenaran itu adalah suatu kepastian yang tentu pula dapat dibuktikan.

Menerima kebenaran dengan hati nurani adalah dengan mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa. Apapun caranya yang saudaraku lakukan menurut golongan dan kepercayaan saudara saat ini. Bermohonlah dengan sungguh-sungguh dan jangan biarkan hal- hal yang mengotori, masuk ke dalam diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun