Mohon tunggu...
Humaniora

Surga Tempat Bercahaya di Dalam Alam Keabadian Kisah Nyata Seorang Manusia yang Telah Mencapainya

13 Desember 2016   23:11 Diperbarui: 1 Januari 2017   07:10 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada suatu saat, ketika aku sedang berbaring setelah selesai mendekat kepada Yang Maha Kuasa, tiba-tiba aku mendengar ketukan dan salam di muka tempat tinggalku. Akupun langsung bangkit dengan perasaan begitu senang, karena aku langsung berpikir, mudah-mudahan saja yang bersilaturahmi mengunjungiku adalah saudaraku. Dengan bergegas, akupun segera menuju pintu dan dengan cepat pula aku memberikan salam sambil membukakan pintu.

Ternyata harapanku untuk dapat bertemu dengan saudaraku itu, dipenuhi oleh Yang Maha Kuasa. Aku sangat senang melihat keberadaan saudaraku, manusia yang terpilih, berada di dalam rumahku.

Akupun menjabat erat tangan saudaraku itu, dengan perasaan yang begitu senang, karena dapat berkomunikasi kembali, sekaligus akan mendapatkan pengetahuan pula tentang hal lainnya. Akupun mempersilahkan saudaraku itu untuk duduk dan menanyakan bagaimana kabarnya selama ini.

Saudaraku itu mengatakan keadaannya baik-baik saja dan saudaraku itupun menanyakan pula keadaanku. Seperti memahami perasaanku, saudaraku itupun menyampaikan maafnya bila lama tidak bersilaturahmi kepadaku, dikarenakan banyak hal yang telah dilakukannya.

Aku yakin, saudaraku itupun pastilah mengetahui betapa aku sangat mengharapkan pertemuan dengannya, sebagai sesuatu yang berharga.

Kami pun berbicara banyak hal. Tentang pengalamanku dalam perjalanan untuk mendapatkan pengetahuan tentang ketuhanan yang benar. Bagaimana untuk mendapatkan semua itu, aku telah mengorbankan waktu, tenaga, pikiranku, dan semua yang ku miliki. Semua itu tidaklah berarti apa-apa dibandingkan bila aku mendapatkan sebuah pengetahuan tentang ketuhanan yang benar. Untuk mendapatkan semua pengetahun itu, aku berpergian dari satu tempat ke tempat lainnya dengan harapan dapat bertemu seseorang yang akan membimbingku kepada kebenaran.

Aku mencari pengetahuan itu, bukan hanya sebatas pada tempat-tempat yang mudah dikunjungi, tetapi aku lebih banyak mencari kepada tempat-tempat yang sulit dijangkau, seperti pedalaman, pegunungan, pantai, dan tempat-tempat lainnya, dengan harapan, suatu saat nanti perjalananku itu akan memberikan hasil. Walaupun banyak ujian dan cobaan yang datang kepadaku,

aku tidak menyerah dan berputus asa untuk tetap menggapai harapanku mencari kebenaran. Kesukaran dan kesulitan yang telah ku hadapi dalam setiap perjalananku itu, justru menjadi cambuk yang memotivasi diriku, untuk lebih berusaha dan bermohon, agar Yang Maha Kuasa menunjukkan jalan kepadaku dan membimbingku kepada seseorang yang mampu menyampaikan kebenaran itu.

Aku yakin! Yang Maha Kuasa itu adalah sesuatu yang pasti! Seperti keberadaan alam ini. Yang berarti, pencapaian kebenaran tentang ketuhanan itu haruslah pula sesuatu yang pasti!

Aku memang belum mengetahui kepastian apakah yang menjadi barometer bahwa pencapaianku tentang ketuhanan telah berhasil. Tetapi dengan tekad dan keyakinan, bahwa Yang Maha Kuasa-pun akan melihat, bahwa kesungguhan yang kulakukan bukanlah dibibir saja, bukan pula sebatas kegiatan fisik, tetapi karena tuntutan dan kebutuhan diriku, lahir dan batin.

Semua usaha dalam perjalananku mencapai kebenaran itu adalah merupakan kerinduan seorang hamba terhadap Tuhan-nya. Kerinduan yang suatu saat nanti pastilah berbalas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun