Mohon tunggu...
Pengembara Jiwa
Pengembara Jiwa Mohon Tunggu... -

Seseorang yang ingin menjadi orang yang bermanfaat dengan cara pergi jauh dari rumahnya dengan meninggalkan zona nyaman untuk menjadi seorang pengusaha di bidang kelautan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengembara Jiwa

28 Maret 2016   12:33 Diperbarui: 28 Maret 2016   13:33 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hidup di dunia ini penuh dengan kebahagiaan dan kesengsaraan yang datang silih berganti menerpa alur kehidupan. Dikala bahagia datang, hidup terasa panjang dan berharap keadaan ini abadi selamanya. Namun, sebagian besar hidup ini ternyata berisi kesengsaraan yang membuat hidup terasa sempit dan pendek, seakan-akan hidup harus diakhiri dengan segera.

Begitulah yang saya pikirkan ketika kesengsaraan atau kesulitan hidup sedang meliputi diri. Dari sini saya mengerti bahwa ada yang salah dengan jiwa saya, yang terlalu lemah dan mudah menyerah. Kondisi jiwa saat ini dipengaruhi oleh apa yang saya lakukan di masa lalu, sepertinya lingkungan dan keadaan menjadikan saya sebagai kurcaci dalam menjalani hidup.

Kesengsaraan hidup diperparah dengan rasa malas yang sangat-sangat mendalam. Rasanya untuk melakukan sesuatu harus memaksa diri dengan keras. Ah, betapa susah hidup ini. Inginnya serba bisa ini itu, tapi maunya dengan mudah saja. Maunya dalam sekejap kita langsung mahir melakukan apa yang kita inginkan. Tapi kan kenyataannya tidak begitu. Kerja keras dan cerdas lah yang membuat manusia merasa hidup.

Sudah, sudah cukup hidup saya seperti ini saja. Harus ada terobosan baru yang bisa membuat saya menjadi lebih dewasa dan bermanfaat. Saya harus belajar bagaimana kerja lebih keras, jiwa lebih dewasa, dan hidup membawa manfaat untuk orang lain. Untuk itu, setelah lulus kuliah bulan Oktober 2015 kemarin saya putuskan untuk melakukan perjalanan ke daerah timur Indonesia.

Awalnya hanya untuk jalan-jalan biasa, mengunjungi berbagai tempat menarik di Indonesia Timur. Tetapi, apakah itu yang saya cari? Tentunya sayang sekali kalau kesempatan itu hanya berujung pada foto, catatan, dan kenangan selama menjalaninya. Alangkah dangkalnya pikiran saya pada saat itu.

Saya bersyukur sebelum diwisuda sudah mendapatkan pekerjaan dan diberi kesempatan untuk bekerja di beberapa daerah di Indonesia seperti Halmahera Timur, Aceh, dan Ambon. Pengalaman itu menyadarkan saya akan potensi yang besar di bidang kelautan. Masih banyak perairan yang belum dikelola secara optimal dan teknologinya pun sederhana. Selama bekerja saya bertemu dengan orang-orang yang inspiratif, dalam artian membuka pemikiran saya untuk menjadi orang yang bermanfaat, bukan hanya menjadi orang yang memikirkan diri sendiri.

Oleh karena itu, saya memutuskan untuk menjadi seorang pengembara untuk mengasah jiwa agar semakin kuat, penuh dengan empati, tidak gampang menyerah, dan yang paling penting egois dalam menjalani hidup ini. Selama menjalani pengembaraan ini, saya sekaligus mencari peluang untuk menjadi pengusaha di bidang pengolahan hasil laut, berinteraksi lebih dalam dengan masyarakat pesisir, mencari mentor, dan memperbaiki diri.

Sedikit saya jelaskan maksud dari Pengembara Jiwa. Pengembara menurut KBBI memiliki penjelasan sebagai “proses, cara, perbuatan mengembara”. Sedangkan mengembara sebagai “pergi ke mana-mana tanpa tujuan dan tempat tinggal tertentu”. Sedangkan Jiwa menurut KBBI memliki penjelasan sebagai “seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, dan sebagainya)”.

Einstein pernah berkata, "Try not become a man of success. Rather become a man of value"

Saya berharap dengan mengembarakan jiwa ini, saya bisa menjadi orang yang bernilai, yang bermanfaat bagi sesama. Tidak hanya itu,saya juga berharap untuk mengenali diri sendiri, dengan begitu saya bisa lebih mengenali dan dekat dengan Tuhan pencipta alam semesta ini. Saya sadar bahwa hidup di dunia ini merupakan kehendak Tuhan. Apapun yang saya lakukan merupakan garis-garis coretan Tuhan untuk mengungkapkan keindahan dan keagungan-Nya. Saya bukanlah siapa-siapa, melainkan seorang hamba yang siap menjalani kehendak Tuhan atas hidup ini dengan ikhlas dan tawakal.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun