Pengembangan Desa Madani telah mengangkat masyarakat dengan meningkatkan infrastruktur, menyediakan layanan penting, meningkatkan pendidikan, dan mendorong pemberdayaan ekonomi.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy, saat hadir pada salah satu kegiatan yang diadakan oleh Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi).
Inisiatif holistik ini tidak hanya meningkatkan standar hidup tetapi juga mempromosikan persatuan dan tanggung jawab terhadap lingkungan, menjadikan Desa Madani sebagai model kemajuan yang berkelanjutan.
"Pembangunan Desa Madani yang dilakukan oleh Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) telah memberikan manfaat positif kepada desa dalam membina dan membentuk masyarakat desa yang maju dan unggul." Ucap Menko Muhadjir, dikutip dari salah satu unggahan Instagram pribadinya, Jum'at (29/9).
Berbagai pembahasan mengenai signifikansi desa Madani disampaikan secara lengkap dan mendalam oleh Menko Muhadjir pada acara Jambore Nasional Dai Desa Madani Parmusi.
"Hal tersebut saya sampaikan saat menjadi narasumber pada Jambore Nasional Dai Desa Madani Parmusi, Selasa malam (26/9), di Taman Mandalawangi Cibodas, Jawa Barat."
Menko Muhadjir menekankan bahwa mendidik dan melibatkan masyarakat di daerah terpencil merupakan langkah penting untuk mewujudkan pembangunan manusia yang berkelanjutan. Pendekatan akar rumput ini bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan sosial, meningkatkan standar hidup, dan mendorong kesejahteraan jangka panjang.
Seruan ini merupakan ajakan darinya kepada Dai dan Daiyah di seluruh Indonesia untuk bergandengan tangan dalam mencapai tujuan-tujuan untuk memperjuangkan pembangunan manusia yang berkelanjutan demi kemajuan bangsa.
"Saya berpesan kepada para dai dan daiyah seluruh Indonesia, melalui Desain Besar Pembangunan Manusia agar dapat membantu mengedukasi masyarakat hingga di pedesaan, sebagai upaya terciptanya pembangunan manusia yang berkelanjutan." tutup Muhadjir.
Penulis adalah Dewandito Sulthanaimar Widiyarso, Universitas Brawijaya (2021)
