Mohon tunggu...
BPLKarawang
BPLKarawang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - PENGELOLA LATIHAN

WEB MENYEBARKAN GAGASAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pendidikan Berkarakter: HMI dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045

17 Agustus 2023   13:33 Diperbarui: 17 Agustus 2023   13:42 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jakarta,17 Agustus 2023. Narasi pendidikan karakter HMI sebagai wacana membangun indonesia emas 2045 melalui pembinaan SDM berkualitas.

Dunia sedang mengalami transformasi siginifikan akibat disrupsi yang terjadi diberbagai sektor. Indonesia yang menurut data BPS sedang mengalami bonus domografi perlu memperhatikan fenomena ini secara serius, karena akan berdampak pada perkembangan sosial,ekonomi,dan politik indonesia. Pada masa disrupsi ini, pemimpin muda yang memiliki karakter kuat dan keberanian menjadi sangat penting. Para pemuda memiliki peran krusial dalam menghadapi perubahan cepat dan kompleks yang terjadi. Kepemimpinan yang kokoh, berani, dan berintegritas adalah kualitas yang diperlukan untuk membimbing negara menuju masa depan yang lebih baik.

Perubahan kondisi di Indonesia menunjukkan bahwa krisis moral negara saat ini mengkhawatirkan. Krisis moral terjadi di segala usia, semua ras. Tidak jarang kita mendengar banyak pemberitaan di media atau di masyarakat tentang berbagai kasus, baik individual maupun kolektif, yang menyimpang dari nilai moral dan etika suatu negara. Hal ini didukung oleh temuan dari berbagai data yang berkaitan dengan kasus-kasus seperti pelecehan seksual, penyalahgunaan narkoba, aborsi dan korupsi yang semakin meningkat. .

Salah satu cara untuk membentuk pemuda bermoral adalah melalui perkaderan berkarakter. Konsep perkaderan berkarakter telah termaktub pada tema dan tujuan setiap perkaderan di HMI, baik formal maupun infomal, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi mahasiswa yang memiliki semangat juang dan komitmen keislaman kebangsaan,memiliki tujuan mulia berupa terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudunya masyarakat adil makmur yang diridhai allah SWT. usaha tersebut dibangun melalui sistem perkaderan di HMI.

Pada forum pertama pelatihan dasar ( Latihan Kader I ) HMI Mengusung tema " Terbinanya kepribadian muslim yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi dan perannya dalam berorganisasi, serta hak dan kewajibannya sebagai kader umat dan kader bangsa", yang mana pada perkaderan awal ini, HMI menekankan nilai afektif dari para peserta forum sebagai indikator penilaian tertinggi, namun yang menjadi pertanyaan, mengapa begitu banyak kader HMI di indonesia yang sudah melaksanakan perkaderan HMI, tetapi tidak mencontohkan karakter sebagaimana target dan tema yang diusung HMI ? fakta subjektif menunjukan justru perkaderan makin mengalami degradasi. 

Perkaderan yang seharusnya berfungsi untuk membentuk karakter dan kepemimpinan terkadang hanya diarahkan sebagai tahap rekrutmen semata. Hal ini menyebabkan substansi dan efektivitas materi pelatihan menjadi terkikis. Pemuda yang dihasilkan tidak mampu menjadi manusia yang memiliki dimensi akademis, organisatoris, dan spiritual yang kuat.

Pendidikan karakter dalam konteks perkaderan haruslah beriringan dengan pengembangan intelektual yang berkarakter. Prinsip "hablu minallah" (hubungan dengan Tuhan) dan "hablu minannas" (hubungan dengan sesama manusia) dalam Islam menjadi pedoman penting.  Pendidikan karakter dalam Islam mengakui bahwa manusia adalah wakil Tuhan di dunia yang bertanggung jawab untuk membawa kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan. pendidikan karakter dalam teologi pendidikan oleh Prof. Jalaludin juga menggarisbawahi pentingnya karakteristik dalam pendidikan islam, baik formal dan non-formal, oleh karena itu, pendidikan islam merupakan pendidikan yang perlu dibagun pada pemuda indonesia.

Dalam pandangan alisyariati, seorang tokoh pemikir Islam dari iran, intelektualitas dalam Islam memiliki dimensi yang lebih luas dibandingkan dengan sarjana bahkan ilmuwan. Seseorang yang memiliki intelektualitas (rausyn fikr) akan berusaha menerangi jalan menuju kemajuan umat dengan berfokus pada pemikiran yang menyeluruh. Intelektual merupakan seorang pemikir yang tercerahkan, sadar akan kondisi lingkungan sekitar, kesejarteraan dan kemayarakatannya, sehingga seorang intelektual memilki peran membawa misi tuhan dengan menyebar cahaya pengetahuan dan berkontribusi pada kemajuan sosial.

Peran penting dalam mengembangkan intelektual berkarakter dan kepemimpinan merupakan sebuah tugas yang diusahakan oleh lembaga pelatihan pada HMI yaitu Badan Pengelola Latihan (BPL) Himpunan Mahasiswa Islam. BPL merupakan lembaga pengembang dan pencetak kader berkualitas. BPL dapat menjadi sarana bagi intelektual muda yang berkomitmen untuk melawan penindasan dan kebodohan melalui perkaderan yang membentuk pemimpin muda berkarakter. HMI, sebagai organisasi mahasiswa yang memiliki lebih dari 200 cabang di Indonesia, memiliki potensi besar untuk menghasilkan intelektual muda yang mampu memimpin perubahan positif di negeri ini..

Untuk menyongsong Indonesia emas 2045, Indonesia perlu mensupport kegiatan organisasi HMI, karena HMI senantiasa berusaha membina SDM pemuda yang  berkarakter dan berintelektual  melalui inovasi dan gagasan radikal progresif revolusioner, percaya dan yakinlah, usaha pasti sampaii !! (kelvin hudqof akbar)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun