Mohon tunggu...
Pengelana Semesta
Pengelana Semesta Mohon Tunggu... -

Hanya seseorang yang terus berusaha menjadikan hidupnya bemakna...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tentang Hujan

20 September 2014   17:30 Diperbarui: 4 Januari 2016   01:59 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tentang hujan, ketika ia menderas, dan kau ada di sana.

Berdirilah saja. Hadapkan wajah ke atas. Biarkan ia menerpa keras. Nikmati. Jangan kutuki dengan berjubahkan kesantunan sekalipun.

Butir-butir airnya memang perih merajam. Semburan dinginnya
memang membekukan belulang. Namun, padamkan bara, lembutkan hati, tajamkan indera.

Ada kedamaian yang kan menyusup ke relung jiwa. Ada kedamaian
yang kan lapangkan sesaknya dada. Kedamaian yang mengenyahkan habis segala kegundahan, segala kegamangan, segala ketidakpastian.Kedamaian yang mengucur dari telaga kasih dan sayang-Nya. 

Maka, ambillah setarik nafas, lalu hembuskan:

Bismihī, ash-shamad. Dengan nama-Nya, Sang Tumpuan harapan.

----

Nagrak, Bogor, 28 Agustus 2014. Pukul 19.00 WIB

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun