Mohon tunggu...
solehuddin dori
solehuddin dori Mohon Tunggu... -

Pengamat berbagai masalah sosial, politik, budaya dan ekomomi, yang berpikiran jernih dan bebas kepentingan apapun. Ingin melihat Indonesia yang maju dan sejahtera.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika JK Pun Puji Transisi SBY

5 September 2014   14:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:33 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Transisi pemerintahan ini baik. Lebih dari 60 tahun merdeka baru kali ini ada proses transisi. Pergantian dari Soekarno ke Soeharto, Soeharto ke Habibie, Habibie ke Gus Dur, Gus Dur ke Megawati dan Megawati ke SBY, tidak pernah ada transisi,” demikian pernyataan wakil presiden terpilih Jusuf Kalla. Secara khusus, Kalla mengapresiasi proses transisi yang digagas oleh pemerintahan SBY.

Proses transisi yang sekarang berlangsung memang sangat positif. Apa yang dilakukan oleh pemerintahan SBY dengan menyiapkan tim transisi, adalah sebuah sejarah baru dalam perjalanan bangsa kita. Pemerintahan SBY secara khusus menyiapkan diri sejak setahun lalu, untuk menjalankan proses transisi kekuasaan ini. Mereka sadar, membangun bangsa harus dilakukan secara berkesinambungan. SBY mengikis egoisme pribadinya, dan menggantinya dengan sikap kenegarawanan. Seorang negarawan tidak mengutamakan kepentingan diri dan kelompoknya. Seorang negarawan menjadikan kepentingan negara sebagai yang utama. Itulah yang sejak selesai pemilu legislatif ditunjukkan SBY. Meski partainya kalah, meski tidak mencalonkan presiden, meski tidak berpihak ke salah satu calon, SBY justru fokus mengalihkan kekuasaan lewat transisi yang demokratis.

Siapapun manusia Indonesia yang waras cara berpikirnya pasti akan mengapresiasi apa yang dilakukan SBY saat ini. SBY melihat sejarah bangsa yang kurang baik dalam hal transisi. Presiden yang digantikan seolah cuek saja terhadap presiden penggantinya. Apalagi jika presiden pengganti berasal dari kelompok yang berseberangan atau bermusuhan. Tidak ada komunikasi baik formal maupun non formal. Boro-boro pengalihan tugas, fungsi dan wewenang. Mengucapkan selamat saja susahnya minta ampun.

Tapi sekarang berbeda. Presiden SBY membuka lembaran sejarah baru bangsa, dengan menyiapkan transisi secara serius. Bukan sekadar transisi di bibir saja. SBY mengucapkan selamat terhadap presiden terpilih. SBY juga menyatakan siap membantu presiden terpilih. Bahkan jauh lebih lengkap lagi, karena SBY pun membentuk tim transisi yang bertugas menyiapkan dokumen lengkap tentang pembangunan Indonesia, tentang tugas dan fungsi pemerintahan selama 10 terakhir, tentang progres pembangunan dan lain sebagainya. Kabarnya, semua hal tersebut disusun dalam sebuah dokumen lengkap dan tebal, yang akan diserahkan langsung oleh presiden SBY secara simbolik kepada presiden terpilih.

Wajar, dan sudah sepatutnya jika wakil presiden terpilih Jusuf Kalla memuji proses ini dan mengapresiasinya. JK mengalami sendiri bagaimana sulitnya menjalankan roda pemerintahan, ketika pemerintahan lama yang digantikannya pada 2004 lalu, tak mau berkomunikasi tentang kelanjutan pembangunan Indonesia. Jangankan berkomunikasi tentang program pembangunan, berkomunikasi secara non formal pun tak pernah dilakukan. Padahal, bangsa Indonesia butuh pemimpin-pemimpin besar, berjiwa besar, punya sifat dan sikap kenegarawanan, yang lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dibanding egoisme pribadinya.

Terima kasih pemerintahan lama (SBY-Boediono) dan selamat datang pemerintahan baru (Jokowi-JK)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun