Mohon tunggu...
solehuddin dori
solehuddin dori Mohon Tunggu... -

Pengamat berbagai masalah sosial, politik, budaya dan ekomomi, yang berpikiran jernih dan bebas kepentingan apapun. Ingin melihat Indonesia yang maju dan sejahtera.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kalau Hercules Bebas, Baru Teriak

11 Februari 2014   07:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:57 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyakit kita sejak dulu sampai sekarang sama ya... kalau sudah kejadian baru pada ribut. Menyalahkan ini dan menyalahkan itu. Padahal proses menuju kejadian itu cukup panjang. Selama proses itu berlangsung pada kemana?

Hal ini juga terjadi pada kasus premanisme yang melibatkan HERCULES. Dia dijerat dengan dakwan pencucian uang, sebuah pasal yang amat jarang didakwakan kepada seorang preman. Pasal pencucian uang biasanya digunakan penegak hukum untuk para penyelenggara negara atau yang berhubungan dengan penyelenggara negara. Kerugian negara pun biasanya besar, selalu bermiliar-miiliar. Nah kenapa Hercules didakwa dengan pasal pencucian uang?

Saya sendiri tidak tahu kapan Hercules akan disidang. Ketika jadwal sidang tanggal 9 Januari lalu dibatalkan karena Hercules sakit, tidak tahu lagi kapan persidangan dilakukan. Di google, itidak ada berita tentang lanjutan persidangan. Apakah para wartawan kita tidak tahu jadwal sidang Hercules? Aneh sih... jadwal sidang cerai para selebriti, yang sama sekali tidak penting untuk publik, diketahui banyak wartawan. Sementara sidang kasus premanisme, yang katanya harus diperangi, sulit dicari informasinya.

Saya sungguh khawatir dengan sikap kita terhadap premanisme. Mereka ada di mana-mana, terorganisir dan seringkali bertindak gila (di luar batas kewajaran). Dengan cara itu, tentu saja mereka lebih menguasai, karena kita orang-orang yang waras meski ada di mana-mana, tapi tidak terorganisir dengan baik dan jarang sekali berani bertindak gila. Iya kan? Kapan mau menang lawan premanisme???

Sekarang contohnya. Polisi sudah menangkap Hercules, salah satu gembor preman, tapi sikap kita adem ayem saja. Dukung tidak, bertindak tidak... cuek. Tapi nanti ketika kita menjadi korban preman, atau melihat ada teman, saudara, sahabat yang menjadi korban preman, baru ribut setengah mati. Bilang aparat memble lah, pemerintah cuek lah, dan segala jenis kambing hitam lainnya. Lah, itu premannya sekarang sudah tertangkap, tapi proses pengadilannya masih mengkhawatirkan... tahu sendiri bagaimana sikap para penegak hukum kita, yang terdiri dari polisi, jaksa dan hakim, plus pengacara.

Polisi sudah ok-lah untuk kasus Hercules ini. Hakim bagaimana? Sudah ada contoh kasus Hercules sebelumnya, yang vonisnya hanya 5 bulan. Mengkhawatirkan. Lalu, jaksa? Setali tiga uang dengan hakim, tuntutannya rendah. Mungkin saja dalam persidangan kali ini, tuntutannya kembali rendah. Pengacara? Wah, mereka itu kan berjuang keras untuk memenangkan kliennya. Apalagi pengacara hebat sekelas OC. Kaligis, mantaplah itu.

Peluang Hercules bebas besar jika melihat kondisi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun