Mohon tunggu...
solehuddin dori
solehuddin dori Mohon Tunggu... -

Pengamat berbagai masalah sosial, politik, budaya dan ekomomi, yang berpikiran jernih dan bebas kepentingan apapun. Ingin melihat Indonesia yang maju dan sejahtera.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Baru Kali Ini, Indonesia Terus Dikte Australia

7 Mei 2014   15:26 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam sejarah hubungan luar negeri Indonesia, baru kali ini berani membekukan hubungan dan kerja sama dengan Australia dalam waktu berbulan-bulan. Indonesia menunjukkan dirinya, bahwa negeri ini bukan negeri kacangan dan bisa dengan mudah disetir oleh Australia. Pemerintahan SBY memberikan pelajaran kepada Australia, bahwa jika sebuah bangsa menyakiti bangsa lain, maka rasakan sendiri akibatnya. Sampai saat ini, Indonesia belum mengembalikan duta besar yang ditarik pada November tahun lalu dari Australia. Sudah 6 bulan, Indonesia tidak punya duta besar di negeri Kanguru itu...

Australia merupakan tetangga dekat Indonesia yang sejak lama sudah masuk dalam kategori negara maju. Sedangkan Indonesia, berjuang sejak berstatus negara miskin, kemudian negara berkembang dan bersiap menjadi negara maju. Sejumlah indikator menunjukkan bahwa Indonesia dalam beberapa tahun mendatang akan menyalip Australia di berbagai bidang. Saat ini saja, untuk indikator GDP dan daya beli masyarakat, Indonesia sudah melampaui Australia. Indonesia di posisi 10 besar dunia, sedangkan Australia di luar 10 besar, versi Bank Dunia.

Sikap Perdana Menteri Tonny Abbot yang sekarang berkuasa mendapatkan kritikan tajam dari dalam negaranya sendiri, karena enggan memperbaiki hubungan dengan Indonesia. Konflik terjadi mulai dari urusan para pencari suaka asal Timur Tengah, sampai soal penyadapan terhadap pejabat Indonesia. Australia menolak meminta maaf atas kasus tersebut, dan membuat Indonesia marah lalu menarik duta besarnya di Canberra. Indonesia pun membekukan sejumlah kerjasama bilateral yang sebelumnya terjalin baik. Sampai saat ini, sejumlah kerjasama itu masih dibekukan dan sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

Ternyata, Indonesia tidak merasakan dampak apapun atau kerugian akibat pembekuan kerjasama dengan Australia. Publik di Indonesia pun mendukung sikap pemerintah dan tidak ada pihak yang meminta pemerintah memperbaiki hubungan dengan Australia. Justru sebagian masyarakat Australia termasuk para politisinya yang mendesak pemerintah Australia untuk segera memperbaiki hubungan bilateral dengan Indonesia. Sikap Abbot yang keras kepala, sangat disayangkan oleh berbagai kalangan di sana.

SBY sendiri memberikan 6 syarat kepada pemerintah Australia untuk pemulihan hubungan diplomatik. Enam syarat itu antara lain perlu dibentuknya kode etik dan protokol hubungan diplomatik, menghentikan penyadapan serta tidak mengulanginya lagi, saling menghormati dan saling mempercayai. Sampai saat ini, syarat syarat tersebut belum dipenuhi oleh Australia. Kita bisa melihat bahwa Australia tetap menunjukkan arogansinya terhadap bangsa kita. Dan kita juga melihat bahwa, meskipun sudah 6 bulan hubungan kita beku dengan Australia, sedikit sekali kerugian yang kita alami.

Malah, Indonesia makin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara besar, dan akan terus maju mengalahkan negara-negara lainnya. Bangsa-bangsa berkembang di Asia dan di Afrika, menyambut positif pencapaian Indonesia di bidang ekonomi dengan masuk dalam kelompiok G-20 dan kini bertengger di urutan 10 ekonomi terbesar dunia. Negara-negara berkembang melirik Indonesia sebagai contoh pembangunan di banyak sektor. Mereka senasib dan sepenanggungan dengan Indonesia dan mereka terinspirasi bahwa jika mau, maka mereka juga bisa maju dan melesat seperti Indonesia. Australia pada saatnya nanti akan jauh tertinggal dibanding Indonesia. Sumber daya alam kalah banyak, sumber daya manusia juga kalah banyak. Australia yang rugi besar jika tetap menganggap Indonesia sebagai musuh!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun