Mohon tunggu...
solehuddin dori
solehuddin dori Mohon Tunggu... -

Pengamat berbagai masalah sosial, politik, budaya dan ekomomi, yang berpikiran jernih dan bebas kepentingan apapun. Ingin melihat Indonesia yang maju dan sejahtera.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapakah Bapak Demokrasi Indonesia?

29 April 2014   15:47 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:04 8002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau ditanya siapa bapak proklamator Indonesia? Dengan sangat mudah menjawab, Soekarno dan Hatta.

Kalau ditanya siapa bapak pembangunan Indonesia? Anda akan dengan mudah menjawab, pak Harto, karena masa pembangunan dari 1965 sampai 1998.

Kalau ditanya siapa bapak reformasi Indonesia? Kepala kita langsung teringat dengan Amien Rais, yang sangat gigih saat 1998 membuka keran reformasi.

Sekarang, kalau ditanya siapa bapak demokrasi Indonesia, siapa kira-kira sosok yang muncul dalam benak Anda?

Silakan  ya, boleh sama boleh beda, namanya juga berpendapat. Saya juga punya pendapat, dengan sejumlah alasan. Bukan alasan pokoknya begini dan pokoknya begitu. Bukan pula karena alasan emosional, tapi alasan rasional, logis dan sesuai kenyataan. Di kepala saya, ada beberapa nama yang muncul terkait siapa yang paling tepat disebut sebagai bapak demokrasi.

1.SBY. Kenapa presiden SBY? Dia adalah presiden pertama Indonesia yang dipilih secara langsung (demokratis) oleh rakyat Indonesia, pada 2004 dan berulang pada 2009. Dalam berbagai kebijakannya, SBY yang berlatar militer ini ternyata lebih sipil dibanding orang sipil, dan lebih demokrat dibanding tokoh lainnya. SBY menjaga betul proses demokrasi yang berlangsung di Indonesia selama 10 tahun ini. Kebebasan berpendapat sangat terasa tanpa tekanan. Media massa sebagai salah satu fondasi demokrasi, malah bebas bergerak dan bersuara bahkan lebih lantang dibanding kebebasan pers di negara lain, bahkan di negara demokratis seperti Amerika sekalipun. SBY juga tidak pernah mengutak-atik pers. SBY juga tidak pernah memanfaatkan TVRI dan RRI untuk kepentingan politiknya. Jangan heran jika kemudian SBY dianugrahi sebagai sahabat pers oleh PWI, meski pada 5 tahun terakhir kepemimpinannya menjadi bulan-bulanan pers.

2.Amien Rais. Ya, pak Amien bagaimana pun punya jasa besar terhadap bangsa ini, khususnya pada masa peralihan dari orde baru ke orde reformasi. Orde reformasi adalah cikal bakal demokrasi Indonesia. Amien sudah membuktikan dirinya sebagai seorang yang demokratis termasuk di partai yang didirikannya yaitu PAN. Amien tidak memposisikan diri sebagai dewa di partainya tersebut, dan menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada tokoh yang lebih muda darinya. Hal itu menjadi salah satu ciri manusia demokratis. Hanya satu kekurangannya, Amien sudah terlanjut melekat dengan gelar bapak reformasi.

3.Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Seorang pemimpin kharismatik yang meninggalkan banyak kesan kepada bangsa ini. Gus Dur adalah tokoh agama, yang sangat demokratis. Pemikiran, ucapan, sikap dan tindakannya, menunjukkan kemapanan Gus Dur sebagai seorang pemimpin yang menghormati demokrasi. Meski hanya memimpin Indonesia selama kurang dari 2 tahun, namun Gus Dur layak dikenang dengan sejumlah kebijakan barunya, seperti penghapusan diskriminasi etnis tionghoa dan penghapusan departemen penerangan (yang dikenal sebagai pengekang pers). Seperti Amien Rais, Gus Dur juga sudah punya gelar tidak resmi dari masyarakat karena peran-perannya itu, yaitu sebagai bapak pluralisme Indonesia. Sebagian lainnya menyebut Gus Dur sebagai bapak bangsa.

Adakah tokoh lain yang layak menyandang sebagai bapak demokrasi Indonesia? BJ. Habibie? Akbar Tanjung? Megawati (Jadinya Ibu Demokrasi)? Silakan sampaikan dengan argumentasi Anda masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun