Mohon tunggu...
Pengamat Musik
Pengamat Musik Mohon Tunggu... lainnya -

Hanya seorang manusia biasa yang menyukai kejujuran dan perilaku apa adanya..

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengapa Agnes Monica (dan Fansnya) Harus Belajar kepada Seorang Sandhy Sondoro

23 Oktober 2013   09:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:08 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Halo pemirsah Kompasiana yang saya hormati, senang bertemu lagi dengan Kompasioner di gelombang yang sama (Radio kalee) setelah sekian lama saya tidak menulis karena kendala kesibukan dan rutinitas. Kali ini saya terdorong untuk menulis (kembali) karena ada beberapa event yang menurut saya tidak sehat yaitu pembuatan artikel /penulisan komentar secara serampangan tanpa memperdulikan kevalidan / kesahihan dari sumber berita maupun hubungan antara fakta yang disodorkan dengan kejadian masa kini dimana bisa menjurus kepada bully dan fitnah. Selain itu ada fakta menarik bahwa sebagian besar Kompasioner yang melakukan hal-hal di atas adalah para fans Agnes Monica dengan sebutan "NIC" (koreksi saya klo saya salah).
Tidak jelas alasannya mengapa fans2nya Agnes menyerang Fatin dan Fatinistic secara langsung maupun tidak langsung, padahal Agnes bukan peserta XFI seperti Novita Dewi yang merupakan saingan Fatin. Apakah mereka khawatir klo seorang bocah 17 thn yg pengalamannya seumur jagung bisa melindas ataupun melampaui idola mereka? I don't know and I don't care, yang jelas mereka telah menciptakan polemik baru yang tidak sehat dengan para Fatinistic dengan bully jilid 2 (jilid 1 semasa XFI). Lalu mengapa saya menyuruh Agnes Monica (dan fansnya) untuk belajar kepada seorang Sandhy Sondoro? Well, Agnez sudah lama gembar-gembor ingin "Go International" dengan segala embel2nya, namun Go Internationalnya pun baru dirintis sekarang dan jauh dari ekspektasi dan celakanya semuanya itu di-support secara membabi buta oleh sebagian fans fanatiknya sampe rela bela2in serangan ke idolanya sampe bikin Akun "Telur" di Twitter demi menggemukkan jumlah fansnya agar keliatan Wow! Belum lagi pemujaan Agnez bak seorang Dewa, sampai2 merilis penghargaan2 yang didapat Agnez untuk menunjukkan bahwa tidak ada penyanyi Indonesia yang bisa seperti dia, cckckck. Ingatlah para NIC dengan ungkapan "Di atas langit masih ada langit"  Sekarang mari kita lihat seorang Sandhy Sondoro, yang tanpa koar2 maupun basa-basi berhasil Go International walaupun dengan Indie Label thn 2008 dengan single2 yang sukses di kota2 besar Eropa seperti Berlin, Madrid dan Paris, dan harap dicatat bahwa Sandhy juga menulis lagunya sendiri. Mengikuti album perdananya, Sandhy kembali menelurkan album Sandhy Sondoro   (2010) dan Find The Way (2011). Kemudian dia berhasil memenangi berbagai kontes menyanyi SSDSSSWEMUGABRTLAD di televisi ProSieben, Jerman (2007) kemudian juara festival New Wave di Jurmala, Latvia (2009) dengan single-nya yang juga karangannya sendiri berjudul "End of the Rainbow" menjadi lagu terbaik tahun 2009 sehingga Sony Music memasukkan Sandhy dalam album kompilasi Jazz in The City yang juga memuat Robbie Williams ("Beyond the Sea"), Sade ("Smooth Operator"), sampai trumpetis jazz Chris Botti yang tampil bersama Chantal Kreviazuk dalam lagu "The Look of Love". Ini menunjukkan bahwa Sandhy benar2 exist di sana, lalu apa dia hanya sukses di Eropa?  Tentu saja tidak, karena suaranya yang mirip Afro-America seorang Diane Warren seorang penulis lagu paling sukses di dunia, sampai jatuh cinta dengan penampilan Sandhy saat tampil di Java Jazz Festival di Jakarta. Hingga akhirnya Diane mengundang Sandhy untuk bernyanyi di Palladium Theatre untuk stasiun TV PBS bersama Cher, Patti Austin, Celine Dion, Toni Braxton, Eric Bennet, Fantasia, Le Ann Rimes dan masih banyak lagi. Apa artinya semua ini? Artinya adalah Sandhy Sondoro telah masuk jajaran penyanyi elit kelas dunia dan sudah bukan Go International semata. Saya fikir motto Agnes maupun Sandhy itu sama yaitu Dream Believe and Make it Happen, hanya bedanya Agnes Talk Much Do Less sedangkan Sandhy Talk Less Do More (sorry minjem iklan r****). Mohon ma'af, sekali lagi ini bukan Bully tapi lebih ke pembelajaran agar Agnes dan fans2nya bisa mengambil hikmah dari tulisan ini agar bisa melangkah ke depan lebih baik lagi. #SalamJariKelingking

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun