Mohon tunggu...
Mas Wartono
Mas Wartono Mohon Tunggu... Guru - Guru Ahli Madya, Quizizz Super Trainer, Nara Sumber BPB IKM A3, Penggerak Bergema BLPT A1, Penggerak Dedikatif Komunitas Belajar, Guru Penggerak, Pengajar Praktik, Guru Inovatif, Ketua Komunitas Guru Cakap Teknologi, Analis Data SPSS, Aktor Awan Penggerak

Saya bertugas sebagai guru di daerah terpencil dipulau terluar yaitu Pulau Ndao Nuse, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Saya mengabdi sebagai pendidik sudah 19 tahun. Hobi saya adalah membaca dan mencari tantangan baru dalam dunia pendidikan. Saat ini saya lebih benyak sebagai nara sumber di berbagai kegiatan terutama yang berhubungan dengan kurikulum merdeka.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknologi: Pisau bermata dua

26 Desember 2024   09:35 Diperbarui: 26 Desember 2024   09:33 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Gadget seperti pisau bermata dua (Sumber gambar: https://www.gurusiana.id/read/fadillahrahmi/article/pisau-itu-bernama-internet-1-4078060)

Kembali ke Pendekatan Klasik?

Pendekatan klasik dalam pendidikan, seperti diskusi kelompok, permainan tradisional, atau kegiatan luar ruangan, tetap relevan dan memiliki nilai yang tidak bisa digantikan oleh teknologi. Aktivitas ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga mengasah keterampilan sosial, emosional, dan fisik pelajar. Misalnya, pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang melibatkan eksperimen langsung atau kunjungan lapangan dapat memberikan pengalaman yang lebih mendalam dibandingkan hanya melihat simulasi di layar. Selain itu, metode bercerita atau mendongeng tetap efektif untuk membangun imajinasi dan daya ingat siswa.

Teknologi adalah alat yang memiliki potensi luar biasa untuk mendukung pembelajaran, tetapi juga menyimpan risiko jika tidak digunakan dengan bijak. Dalam konteks pendidikan, penting untuk menemukan keseimbangan antara memanfaatkan teknologi modern dan mempertahankan pendekatan klasik yang telah terbukti efektif. Kombinasi keduanya dapat menciptakan pengalaman belajar yang menyeluruh, yang tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif, tetapi juga psikomotor, psikologis, dan rasa sosial pelajar.

Sebagai pendidik, orang tua, dan pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan, tanggung jawab kita adalah memastikan bahwa teknologi menjadi alat yang memajukan, bukan menghambat. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi dapat menjadi ujung tombak inovasi, bukan ancaman bagi generasi mendatang.

Sekilas teknologi dalam pembelajaran: komparasi ujian berbasis online VS ujian manual

 

ILustrasi: Quizizz dalam pembelajaran on line (Sumber gambar: https://calakpendidikan.com/2024/07/27/manfaat-quizizz-sebagai-media-pembelajaran-bagi-g
ILustrasi: Quizizz dalam pembelajaran on line (Sumber gambar: https://calakpendidikan.com/2024/07/27/manfaat-quizizz-sebagai-media-pembelajaran-bagi-g
Penulis ingin membuat perbandingan sederhana antara ujian on line dan ujian manual. Asumsi yang digunakan penulis adalah: sekolah anda, misalkan saja setingkat SMP menggunakan ujian manual, 1 siswa meghabiskan 25 lembar untuk semua mata pelajaran. 1 lembar kertas harga 500 rupiah. harga tinta 250 ribu rupiah. jika siswa disekolah anda adalah 300 siswa. Ujian on line diperkirakan 10 kelas, setiap kelas hanya membutuhkan pulsa internet sebesar Rp 50.000,-Di asumsikan sekolah mempunyai laboratorium komputer, chrome book, tablet atau HP dari peserta didik.

Berikut adalah analisis perbandingan secara sederhana antara ujian manual dan ujian online berdasarkan biaya, waktu, dan aspek ramah lingkungan:

1. Perhitungan Biaya

  • Ujian Manual:
  • Kertas: 300 siswa 25 lembar/siswa = 7.500 lembar
  • Biaya kertas: 7.500 lembar 500 rupiah/lembar = Rp 3.750.000,-
  • Tinta: Biaya tinta = Rp 250.000,-
  • Total biaya ujian manual: Rp 3.750.000 + Rp 250.000 = Rp 4.000.000,-
  • Ujian Online:
  • Pulsa internet: 10 kelas Rp 50.000/kelas = Rp 500.000,-
  • Total biaya ujian online: Rp 500.000,-

2. Perhitungan Waktu

  • Ujian Manual: distribusi soal membutuhkan waktu lebih lama (persiapan, mencetak, membagikan soal). Estimasi waktu sekitar 2-3 jam tambahan dibanding ujian online.
  • Ujian Online: Soal sudah tersedia secara digital, langsung diakses oleh siswa. Proses ini menghemat waktu hingga 2-3 jam

3. Ramah lingkungan

  • Ujian Manual
  • Penghitungan kebutuhan kayu untuk kertas: asumsi 1 pohon rata- rata menghasilkan 10.000 lembar kertas. Jumlah pohon yang ditebang  = 0,75 pohon.
  • Ujian Online: Tidak membutuhkan kertas atau tinta, sehingga lebih ramah lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun