Mohon tunggu...
Ali Eff Laman
Ali Eff Laman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Lepas Bebas

Orang biasa yang dikelilingi orang luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Diimbau Empati pada Masyarakat, ASN Kaya Berkamuflase Miskin

12 April 2023   08:03 Diperbarui: 31 Mei 2023   16:32 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah melarang ASN HEDONIS, Saya Setuju, namun :

Empati pada masyarakat tidak berarti ASN harus menyembunyikan harta dan bergaya miskin, hingga tiba-tiba meubah berpenampilan seolah serba kekurangan, ini bak drama sinetron. Seolah menganggap masyarakat iri dengan kemakmuran ASN, cemburu melihat ASN hidup mapan. Saya kira tidak, masyarakat tidak se-julid itu, mereka bisa menilai dengan melihat dan menghitung kewajaran atas penampilan seseorang dalam hidup bermasyarakat.

Seharusnya, pemerintah tak bosan mengulang-ulang menekankan pentingnya ASN menjadi jujur dan anti korupsi, serta menonjolkan layanan yang baik dan jujur dalam birokrasi. Seharusnya anti korupsi menjadi materi tematik di setiap moment yang mempertemukan antara pimpinan dan bawahan, disetiap apel kedinasan, disetiap rapat-rapat penting kenegaraan selanjutnya para pemimpin berlomba-lomba memberi contoh birokrasi baik. Untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat bukan dengan membuat gerakan menyembunyikan sesuatu untuk membuat masyarakat diam seperti menyembunyikan sesuatu dari anak yang merengek.

Di sisi lain, sayangnya, dalam kenyataannya, ASN yang jujur dan memiliki kinerja baik seringkali tidak mendapat tempat yang baik dalam pekerjaannya. Praktek suap dalam jabatan pun bukan rahasia lagi, memang tidak semua tetapi masih ada dan masih kentara. Seleksi terbuka yang seharusnya membuka kesempatan bagi ASN berkualitas justru menjadi momok menakutkan bagi para pejabat menengah pengambil keputusan, uji kompetensi kadang hanya formalitas untuk mereka yang sudah direncanakan untuk dipilih sementara lainnya memilih jalan praktis, mendekati pengambil keputusan yang mudah digoyah imannya dengan uang sehingga pada akhirnya praktek suap semakin menjadi-jadi gilanya. Pejabat yang mendapat posisi dari hasil menyuap ini kemudian menjalankan praktek terlarang untuk cepat kembali modal, ujungnya masyarakat yang menjadi korban.

Berbagai program anti korupsi gencar namun hanya sampai pada tatanan "semangat". Kondisi yang tak kunjung membaik ini menyebabkan banyak ASN jujur menjadi lelah dan pasrah mengikuti arus birokrasi yang semakin tak jelas arahnya.  ASN jujur dan berkinerja baik tetap menjadi bawahan dan tidak mampu berbuat banyak untuk menjalankan birokrasi yang bersih. Bagaikan berada di sarang penyamun, diamnya  menjadi pilihan terbaik, tetapi keterlibatan menjadi pilihan yang tak bisa dihindari.

Empati pada masyarakat tidak berarti ASN harus menyembunyikan harta. Sebaliknya, ASN didorong untuk menunjukkan pelayanan yang baik dan jujur dalam birokrasi, sehingga masyarakat dapat mempercayai pemerintah dan memandang ASN sebagai pelayan publik yang dapat diandalkan.

Apa artinya penampilan ASN sederhana jika layanan tetap buruk dan tetap menjalankan praktek korupsi? Seharusnya, ASN yang jujur dan berkinerja baik perlu mendapat apresiasi dari pemerintah dan masyarakat, dan diberikan posisi yang sesuai dengan kompetensinya.

Dengan begitu, ASN jujur akan merasa dihargai dan diakui, sehingga semakin termotivasi untuk terus berbuat baik dalam menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik. Dalam jangka panjang, hal ini akan membawa perubahan positif dalam birokrasi pemerintahan, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Menjadi ASN sempurna bagai malaikat tentu tidak mungkin dicapai, menghindari korupsi 100%  memang sulit diwujudkan contohnya misalkan ketika seorang ASN menulis atau anda membaca tulisan ini pada jam kerja meskipun diwaktu senggang itu juga korupsi. Tidak bermaksud mengaggap korupsi waktu adalah masalah kecil, namun hal yang tak bisa dihindari itu tidak menjadikan alasan untuk menggangap praktek suap, kolusi, nepotisme sama beratnya. Tidak perlu memperdebatkannya, sebagai seorang ASN tahu mana dampak korupsi berat yang merugikan masyarakat yang sebenarnya bisa dihindari tanpa harus menjadi ASN sempurna, setidaknya korupsi-korupsi nyata harus segera diakhiri. Jika perilaku yang baik harus dimulai dari yang kecil, maka perilaku korupsi sebaliknya, dimulai dari yang besar.

Akhirnya, upaya pemerintah untuk mendorong ASN jujur dan anti korupsi harus terus dilakukan dengan tegas, melalui pendidikan, pelatihan, dan pengawasan yang ketat. Dalam prakteknya ada banyak ASN yang tidak memahami perilaku yang nyata-nyata koruptifnya, dan menganggap sesuatu yang biasa dan wajar hanya karena perilaku itu sudah menjadi kebiasaan turun temurun. Sebagai masyarakat, kita juga dapat membantu dengan tidak memberikan suap atau meminta fasilitas yang tidak semestinya, dan memperjuangkan hak kita dengan cara yang benar dan sesuai hukum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun