ums.ac.id, PABELAN -- Tim Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melakukan pengabdian masyarakat melalui skema Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) yang dikelola oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP) yang berpartisipasi dalam pengembangan masterplan rintisan Desa Mandiri Budaya (DMB).
Koordinator pengabdian masyarakat, Dr. Wisnu Setiawan menyampaikan latar belakang dari pengabdian yang dilakukan oleh Tim UMS.
"Keberadaan Desa Panggungharjo di Kecawatan Sewon, Bantul, DI Yogyakarta, tidak bisa dipisahkan dari keberadaan, 'Panggung Krapyak' atau oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Kandang Menjangan," jelasnya.
Desa ini menjadi strategis, lanjutnya, dalam konteks perkembangan agloremasi kawasan perkotaan di Yogyakarta dan terutama terkait dengan posisinya pada garis sumbu imajiner 'sumbu imajiner' yang membelah Kota Yogyakarta, yaitu garis Gunung Merapi -- Tugu Pal Putih -- Kraton Ngayogyokarto Hadiningrat -- Panggung Krapyak dan Parangkusumo yang berada di Pantai Selatan. Posisi penting tersebut menjadi landasan kuat pengembangan desa tersebut menjadi rintisan Desa Mandiri Budaya (DMB).
"Sehingga beberapa analisis itulah yang mendorong tim UMS berpartisipasi dalam pengabdian masterplan," ungkap Wisnu Ketua Pengabdian Masyarakat itu, Selasa, (18/4).
Dia menyampaikan kegiatan itu, melibatkan 5 dosen dan 10 mahasiswa yang tediri dari Prodi Arsitektur, Prodi Geografi, dan Prodi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Kegiatan ini berlangsung pada bulan Mei sampai bulan Desember 2022 lalu.
"Khususnya terkait dengan Prodi Arsitektur, kegiatan pengabdian masyarakat ini sekaligus menjadi bagian dari penugasan mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 6 dengan penekanan pada perancangan kawasan atau desa wisata," tambahnya.
Sebagai luaran, lanjut Wisnu, kegiatan ini menghasilkan beberapa produk dokumen berupa dokumen profil Desa Panggungharjo yang terkait dengan rintisan Desa Mandiri Budaya, masterplan pengembangan Desa Mandiri Budaya, serta dokumen rancangan kawasan prioritas yang berpusat pada Kawasan Karangkitri.
"Selain itu, kegiatan ini juga menghasilkan beberapa kekayaan intelektual berupa hak cipta karya Arsitektur dan video profil kawasan. Rencananya, kegiatan ini akan berlanjut dengan kegiatan pengembangan kawasan yang lebih detail, seperti perancangan pengembangan kawasan sekitar Panggung Krapyak dan Karangkitri," jelas dosen UMS itu.
Kegiatan ini tambahnya, mendapatkan, dukungan penuh dari Pemerintah Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan ini juga didukung oleh Dinas Kebudayaan Provinsi DI Yogyakarta, Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Bantul, PT Trisakti Pilar Persada, dan PT Satya Java Sedjati. (Fika/Humas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H