Mohon tunggu...
Pengabdian Penuh
Pengabdian Penuh Mohon Tunggu... Administrasi - Publikser

Publikser

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Asal Tegal Mengabdi di Pedalaman Papua

12 November 2019   20:23 Diperbarui: 12 November 2019   20:38 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Guru ganteng itu bernama Lukman Karsito (24), kelahiran Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Pedeslohor Rt 15 Rw 04 Kecamatan Adiwerna. Yang saat ini bertugas sebagai Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) di Sekolah Dasar Negeri Amajaman, Kampung Masin, Distrik Obaa, Kabupaten Mappi, Provinsi Papua.

Guru Lukman merupakan salah satu pemuda Indonesia yang rela melepas peluang karir dan kemapanan kehidupan kota besar untuk menjadi guru di kampung-kampung terpencil di pelosok negeri selama dua tahun. Sehingga ketika Gugus Tugas Papua, Universitas Gajah Mada membuka rekrutmen Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) Kabupaten Mappi Papua 2019, guru Lukman langsung mendaftar dan mengikuti proses seleksi hingga dinyatakan lolos ke Papua.

Lukman merupakan guru muda alumni Universitas Pancasakti Tegal tahun 2017, jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Sebelum ke Papua dia sangat giat dalam bekerja, paginya di RSUD Suradadi sebagai security, malamnya di PKBM Maju Bersama Kota Tegal sebagai guru, dia juga aktif sebagai mitra KPU dan BPS Kabupaten Tegal dan tentunya aktif di lingkungan Pemerintahan Desa Pedeslohor tempat ia tinggal, karena keaktifan dan kemapanan di kampung halaman, guru ganteng ini bercerita bahwa kedatangannya ke Papua bukan karena materi, tapi karena panggilan hati. Apalagi kedatangannya di Papua sejak tanggal 27 agustus 2019 lalu, sudah terjadi konflik di beberapa wilayah Papua, rasa campur aduk membuatnya bingung, apakah tetap berangkat atau mengurungkan niatnya mengabdi di pedalaman Papua, karena situasi Papua yang sedang bergejolak membuatnya kebingungan, tapi dengan niat hati yang tulus, dia nekat datang ke Papua.

Apalagi ketika baru datang ke tempat tugas yang kurang layak dikatakan sekolah, seperti gedung seadanya, lantai beralas tanah, atap terbuat anyaman daun sagu yang sudah lapuk, kursi dan meja seadanya, membuat semangatnya makin membara dan ingin membuat perubahan yang bermanfaat bagi anak didiknya kelak.

Profesinya sebagai guru, plus sikapnya yang ramah dan bersahaja, membuat Lukman dicintai masyarakat Papua. "Alhamdulillah, masyarakat pedalaman Papua, khususnya ditempat saya bertugas di Kampung Masin, Distrik Obaa, Kabupaten Mappi sangat membantu dan melindungi saya bersama satu rekan dari NTT," ujarnya.

"Selama saya berada di pedalaman Papua dalam menjalankan tugas pelayanan pendidikan untuk anak-anak mereka, walaupun saya berbeda suku, agama, dan ras. Tapi disini saya di ajari tentang baku jaga (saling menjaga), baku sodara (saling bersaudara) seperti saudara kandung sendiri, itulah yang saya alami di pedalaman Papua," imbuhnya.

Ia mulai bertugas di Papua sebagai guru kontrak Pemerintah Kabupaten Mappi, sejak 02 September 2019. "Awalnya anak didikku itu tidak bisa membaca, menulis dan berhitung. Jadi kita mau mengajar juga susah, akhirnya kita mengajar  dari awal dengan memperkenalkan huruf-huruf dan angka-angka terlebih dahulu. Tapi dengan semangat belajar anak didikku sekarang mereka sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung," imbuhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun