“Tanah Papua tanah yang kaya, surga kecil jatuh ke bumi”. Sepenggal lagu yang menceritakan nuansa kesuburan sebuah pulau besar di sebelah timur Indonesia.
Menjadi salah satu dari sekelompok sarjana muda yang dikirim ke daerah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) adalah sebuah anugerah bagiku. Bagaimana tidak? Mimpi yang telah sejak lama kumiliki terealisasi sudah. Bertemu dengan mereka yang telah lama kuimpikan. Mengajar anak-anak yang sering disebut “hitam kulit keriting rambut”. Iya, demikianlah mereka. Selain itu, merasakan sensasi memasak di dalam honai (rumah adat Papua) dan bahkan makan bersama dengan mereka.
Nah, SD YPPGI NOKAPAKA TIOM adalah sekolah penugasanku di Kabupaten Lanny Jaya Papua. Kabupaten ini adalah daerah pemekaran dari kabupaten Jaya Wijaya yang beribukotakan Wamena. Tepatnya, di Pegunungan tengah Papua. Sekolah ini adalah sekolah yang dirintis oleh para Missionaris dari Australia pada tahun 1958 silam.
Sekolah ini memiliki siswa sebanyak 84 orang siswa secara data yang diajari oleh guru lokal yang notabenenya PNS sebanyak 10 orang. Namun anak-anak banyak sekali yang tidak memberikan diri untuk datang ke sekolah dengan berbagai alasan. Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya adalah malas karena guru lokal jarang seklai datang mengajar di sekolah, membantu orang tua berdagang di pasar, menjaga adik di rumah, dll.
Sebagai guru, tentunya kami punya banyak ide untuk mengambil alih perhatian mereka supaya datang ke sekolah. Sebagimana gambar yang ada di atas, sepulang sekolah kami mengadakan kebersamaan dengan anak-anak kami. Kami mengadakan bakar jagung besar di sekitar sekolah.
Sebelumnya kami memang telah membuat kebun sekolah dengan menanami berbagai sayuran, ubi, jagung, kacang, bawang. Untung saja, kami membawa bibit-bibit dari Sumatra Utara. Kalau mengenai makanan, anak-anak Papua paling suka. Dengan demikian mereka pun merasa di sekolah itu bukan belajar dan belajar saja. Tapi ada hal yang lebih menyenangkan. Tindakan-tindakan kecil rupanya bisa menggaet hati anak Gunung ini untuk datang ke sekolah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI