Mohon tunggu...
Idris Salis
Idris Salis Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Ketua Yayasan Muttabi'il Ulama

Sedang belajar menulis dan belajar menjadi guru ngaji di yayasan sendiri, memiliki rutinitas setiap malam selasa dan malam kamis, rutinan berupa bedah buku / kitab ar-ruh dan durratun nashihin.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menyoal Profesi Penerjemah

10 Oktober 2024   09:21 Diperbarui: 10 Oktober 2024   09:36 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang penerjemah harus memenuhi kebutuhan pengguna terjemahan agar dapat menghasilkan nafkah, penting juga bagi penerjemah untuk memadukan kebutuhan pengguna itu ke dalam perspektif pekerjaan yang berorientasi pada penerjemah dengan tetap menjaga reliabilitas yang dituntut pengguna terjemahan dalam konteks kebanggaan profesi yang lebih luas (juga termasuk hubungan antara profesi dan etika); memahami ketepatan waktu (timeliness) yang dikehendaki pengguna terjemah an dalam kaitannya dengan peningkatan pemasukan  yaitu bekerja dengan cepat, tetapi juga menyangkut manajemen pekerjaan dan kenaikan status profesi; serta menegaskan pentingnya benar-benar menikmati pekerjaan.

Siapakah penerjemah itu?

Apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang penerjemah (translator) atau juru bahasa (interpreter)? Orang macam apa yang bersedia berhari-hari tinggal sendirian duduk di depan komputer atau ruang pengadilan, mengolah kata dan kalimat dari satu bahasa ke bahasa lain? Bukankah ini pekerjaan yang sangat membosankan dan tidak dihargai?

Bagi kebanyakan orang, bisa jadi memang demikian. Beberapa orang yang awalnya menyukai pekerjaan ini, kemudian menjadi bosan, letih, lalu memutuskan untuk berganti pekerjaan lain. Yang lain hanya melakukannya sebagai pekerjaan sampingan selama beberapa jam sehari, seminggu, atau bahkan sebulan. Sehari-harinya, mereka ini adalah penulis, guru, atau penyunting, tetapi selama satu jam setiap malam, satu atau dua kali dalam sebulan, mereka menerjemah terkadang demi uang, kadang hanya untuk kesenangan, sering seringnya (menurut harapan orang) karena dua-duanya. Jika sebuah pekerjaan besar datang pada saat yang tepat dengan bayaran yang tepat, mereka akan menghabiskan seminggu penuh untuk menerjemahkan, delapan sampai sepuluh jam sehari. Namun, pada akhir minggu itu, mereka menjadi begitu lelah dan bersiapsiap kembali pada pekerjaan rutinnya.

Kelompok lain barangkali jumlahnya mayoritas (meski pun sepengetahuan saya, tidak ada statistik mengenai hal ini), menerjemah sepanjang waktu dan tidak merasa lelah. Bagaimana mereka melakukannya? Keahlian apa yang mereka miliki sehingga bisa "menjadi" dokter, pengacara, teknisi, penyair, eksekutif bisnis, meskipun hanya sesaat di depan layar komputer? Apakah mereka aktor berbakat yang senang berganti-ganti peran? Bagaimana mereka bisa tahu begitu banyak kosakata khusus? Apakah mereka kamus dan ensiklopedi berjalan?

Singkatnya ya, penerjemah dan (khususnya) juru bahasa memang memiliki sisi aktor, imitator, dan peniru dalam diri mereka. Orang-orang ini mengembangkan kemampuan ingatan luar biasa yang dapat membantu mereka mengingat sebuah kata (seringnya dalam suatu bahasa asing) yang hanya mereka dengar sekali. Penerjemah dan juru bahasa adalah pembaca yang haus segala macam bacaan, jenis orang yang membaca dua buku sekaligus dalam beberapa bahasa, fiksi dan nonfiksi, materi teknis dan humanis, apa saja, segala macam. Mereka haus akan pengalaman hidup yang nyata seperti melakukan perjalanan, tinggal di luar negeri dalam jangka waktu yang agak lama, mempelajari kebudayaan dan bahasa asing, dan yang paling penting, memperhatikan bagaimana orang di sekitar mereka dalam mempergunakan bahasa: tukang ledeng, guru anak-anak, penjaga toko yang menyenangkan, dokter, bartender, teman dan kolega dari kelas sosial atau daerah ini dan itu, dan sebagainya.

Menerjemah sering disebut sebagai pekerjaan kedua. Banyak penerjemah pada mulanya adalah ahli dalam bidang lain. Terkadang mereka mencapai sukses dalam beberapa bidang dan beralih pada penerjemahan hanya ketika kehilangan pekerjaan, keluar dari pekerjaan, atau pindah ke suatu daerah di mana mereka tidak dapat lagi melakukan pekerjaannya semula. Sebagai penerjemah, mereka sering menjadi penengah di antara mantan-mantan kolega pada dua komunitas yang menggunakan dua bahasa atau lebih. Perkumpulan penerjemah tentunya terdiri dari bermacam macam orang, bukan hanya karena lebih dari setengah kelompok itu berasal dari negara yang berbeda dan hampir semuanya pernah tinggal di luar negeri, atau karena semuanya mampu bercakap-cakap dari satu bahasa ke bahasa lain tanpa kesukaran, namun karena penerjemah dan juru bahasa membawa bermacam-macam "karakter" dan "kepribadian" berbeda di dalam diri mereka sesuai kebutuhan, yang siap disusun kembali di layar komputer setiap kali muncul teks baru, atau dari gelombang udara saat pembicara lain naik ke podium. Kelompok penerjemah selalu terlihat lebih besar daripada jumlah yang sebenarnya.

Tetapi ada kelompok non-penerjemah yang ciri-cirinya sama: duta besar, guru bahasa, pelancong dunia, dan lain-lain. Kemampuan khusus apa yang dapat membuat seorang yang gemar melancong dan pencinta bahasa yang terpelajar menjadi seorang penerjemah?

Barangkali tidak mengejutkan, ciri-ciri utama seorang penerjemah yang bagus, sama dengan pengguna jasa terjemahan akan terjemahan yang ideal: Penerjemah yang baik dapat diandalkan kebenaran dan keakuratannya (reliable), cepat dan bekerja sesuai tarif yang berlaku saat ini. Namun, dari sudut pandang intern (dari dalam diri penerjemah), harapan akan terjemahan itu agak berbeda dengan apa yang tampak dari luar. Bagi penerjemah, reliabilitas (reliability) itu penting, terutama sebagai pangkal kebanggaan profesi. Reliabilitas juga mencakup unsur-unsur yang sedikit atau tidak ada artinya bagi pengguna terjemahan. Kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan (speed) penting, terutama sebagai sumber bertambahnya penghasilan yang juga dapat ditingkatkan melalui cara-cara lain. Dan yang luar biasa penting bahkan mungkin paling penting dari semuanya bahwa penerjemah adalah orang yang menikmati pekerjaan yang jelas kurang berarti di mata orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun