Velvet Glove, Iron Fist
Dalam buku yang menawarkan fakta-fakta akurat dan riset mendalam ini, Christopher Snowdon membahas upaya berbagai kelompok di berbagai zaman untuk menyingkirkan tembakau. Pembaca diajak untuk melihat apa yang terjadi di Kuba di abad ke-15, hingga di California di abad 21.
Snowdon menarik benang merah yang nyata antara para pegiat antirokok hari ini dengan masa lalu. Dewasa ini, taktik yang sama mulai digunakan untuk memberangus mereka yang menyukai minuman beralkohol, cokelat, makanan cepat saji, judi dan parfum. Pesan yang perlu diambil dari buku ini; bila para politikus dibiarkan untuk mengatur-atur perilaku atau kebiasaan individu, mereka akan sangat sulit dihentikan di kemudian hari.
Review: Spiked
Rezim antirokok yang alergi dibantah
Di bukunya tentang sejarah gerakan antirokok, Velvet Glove, Iron Fist, Christopher Snowdon membahas konteks sepak terjang para aktivis antirokok. Ia menunjukkan bagaimana gerakan kampanye melawan asap rokok pasif sudah mulai diluncurkan pada tahun 1970-an, jauh sebelum ada studi yang mengklaim bahwa asap rokok pasif berdampak buruk terhadap kesehatan.
Salah seorang aktivis pertama bahkan berkomentar ‘kami hanya menunggu ada studi ilmiah yang mengkonfirmasi apa yang kami sudah tahu’. Ini menunjukkan rendahnya posisi sains dalam gerakan antitembakau. Snowdon juga menunjukkan bahwa kampanye melawan asap rokok pasif tumbuh kian keras dan berpengaruh, walaupun bukti ilmiahnya justru bertambah lemah.
Meskipun sejumlah studi berskala besar pada tahun 1990-an telah menunjukkan bahwa teori tentang dampak asap rokok pasif tidak terbukti, gerakan antirokok tetap saja menyerang membabi-buta.
Snowdon memberikan beberapa contoh betapa konyolnya klaim para pegiat antirokok. Sampai-sampai ada yang menyatakan bahwa asap rokok pasif menyebabkan sejumlah penyakit yang tidak pernah ada kaitannya dengan merokok aktif, misalnya kanker payudara.
Dari Helena, Montana, hingga ke Glasgow, Skotlandia, para pegiat rokok mengklaim terjadinya penurunan drastis tingkat kematian setelah adanya pelarangan merokok. Padahal klaim-klaim tersebut runtuh seketika bila diperiksa dengan sedikit lebih cermat saja.
Hal itu sangat jarang diungkap oleh media yang tak ubahnya kerbau yang dicucuk hidungnya bila berhadapan dengan aktivis antirokok. Beberapa studi yang lebih objektif justru menunjukkan meningkatnya kebiasaan merokok, terutama di kalangan muda, setelah diberlakukannya pelarangan.