Mohon tunggu...
Pendi Frenaldi
Pendi Frenaldi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Hadapi MEA, Pemerintah Turun Tangan Bina Pengusaha Batik

26 November 2015   18:04 Diperbarui: 26 November 2015   18:04 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Batik adalah salah satu harta kekayaan Indonesia yang sudah mendunia. Banyak negara di benua eropa dan amerika menggemari batik untuk dikenakan dalam kegiatan sehari-hari. Di dalam negeri sendiri hari Jumat menjadi hari yang “disunnahkan” bagi warga Indonesia untuk mengenakan batik. Di Indonesia sendiri, pemerintah juga terus membantu bagi para pengrajin mengembangkan bisnisnya, sebagai contoh Kementerian Koperasi dan UKM mengembangkan program bantuan usaha kepada para pelaku koperasi dan UKM khususnya mereka yang menggunakan pewarna alam.

Salah satu program nyata dari Kemenkop dan UKM adalah pemberdayaan KUKM melalui program bantuan pengembangan usaha di bidang kerajinan batik merupakan stimulan yang ditujukan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas produksi batik sehingga dapat bersaing di pasar dalam dan luar negeri.

"Selama 2005 sampai 2015 program bantuan pengembangan usaha koperasi di bidang kerajinan batik telah disalurkan kepada 31 koperasi penerima dan pengelola bantuan di 14 provinsi," kata Deputi Bidang Produksi Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta seperti dikutip Beritasatu.com.

Program ini dirasa penting karena usaha batik telah melibatkan tenaga kerja sebanyak 1,3 juta orang dengan jumlah konsumen batik sebanyak 110 juta orang dan jumlah penjualan produk batik sebesar Rp 5,9 triliun.

Berdasarkan data Kemenkop dan UKM Produk batik memberikan kontribusi besar dan merupakan salah satu sumber devisa nonmigas tercatat pada 2013 nilai ekspor batik Indonesia mencapai USD 300 juta meningkat menjadi USD 340 juta pada 2014 dengan tujuan ekspor terbesar batik meliputi Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Jepang, dan Korea Selatan.

Sementara itu, kegiatan produksi koperasi penerima bantuan secara umum mengalami peningkatan dari sebelumnya dalam hal volume usaha, omzet koperasi, dan penyerapan tenaga kerja. Volume usaha koperasi rata-rata meningkat sebesar 40 persen dari sebelumnya. Untuk omzet koperasi rata-rata naik 20-30 persen dan penyerapan tenaga kerja perkoperasian 20-30 orang.

Sementara program pendukung lain berupa bimbingan teknis, konsultasi teknis, dan temu bisnis yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan wawasan koperasi dalam mengembangkan usaha, hingga dapat meningkatkan hasil produksi terus dikembangkan dan lebih diintensifkan.

Harapannya dengan, memberikan bantuan bimbingan dan konsultasi ini, kualitas batik makin lebih baik lagi karena seperti diketahui sudah banyak negaraseperti China yang juga memproduksi batik. Oleh karena itu, bantuan pemerintah ini juga menjadi pelatihan bagi para pengrajin agar siap menghadapi MEA 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun