Menjelang pertengahan tahun 2016, sepertinya menjadi momen terakhir bagi masyarakat untuk membuktikan kebenaran ramalan Permadi SH, kadernya Partai Gerindra . Setidaknya, ada dua peristiwa yang menarik perhatian massa menjelang tenggat waktu yang pernah dilontarkan oleh Permadi untuk membuktikan kebenaran hasil terawangannya, yakni lengsernya Presiden Joko Widodo, yang diklaim Permadi paling lama sampai awal 2016. Atau katakanlah sampai pertengahan tahun 2016.
Sebelumnya, Permadi juga sudah mengutarakan bahwa Prabowo belum mendapat restu menjadi presiden. Apalagi jika dia maju dalam Pemilihan Presiden 2019 nanti, Prabowo diyakini juga bakal kalah. Menurut Permadi, peluang Prabowo menjadi presiden hanya pada 2016, dimana setelah Jokowi lengser oleh rakyat, bekas Danjen Kopassus itu bisa duduk sebagai presiden. Berikut link beritanya: http://m.merdeka.com/khas/tuhan-tidak-menghendaki-prabowo-jadi-presiden-wawancara-permadi.html
+++++++++++
Bangkitnya PKI menjadi isu yang sempat membuat masyarakat cemas. Kivlan Zen bahkan mengklaim PKI sudah membentuk struktur partai bahkan anggotanya sudah mencapai lima belas juta orang. Dia menyerukan" perang" dan mengajak beberapa ormas untuk bangkit melawan PKI. Kivlan bahkan secara terbuka menuding PKI sudah berhasil masuk ke DPR, dan sedang memperjuangkan UU Desa yang disinyalir akan membuat petani dan buruh sejahtera, yang suatu saat akan melawan aparat. Isu ini tidak kurang dan ikut serta menarik keterlibatan purnawirawan Jenderal TNI, yang sudah pasti membuat masyarakat sangat cemas dengan perkembangan isu ini, muaranya akan berujung kemana.
Peristiwa lainnya adalah aksi panggung rakyat "Tangkap Ahok" yang digagas oleh Ahmad Dhani & Ratna Sarumpaet. Tidak hanya menargetkan Ahok, menurut Ratna, apabila Ahok sampai berurusan dengan penegak hukum, Presiden Joko Widodo juga bakal ikut terseret. "Karena Ahok sudah makin sadar Istana tak akan sepenuhnya melindungi dia. Bagaimana pun #AhokDibuiJokowiTumbang,” papar Ratna via akun Twitter yang dipantau Senin (23/05/2016).
Ratna menuding pihak Istana meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tidak menjadikan Ahok sebagi tersangka. Pasalnya, kasus Ahok dapat menjadi pintu masuk untuk membongkar borok Istana.
"Istana bisa jadi tak kasih @KPK_RI tersangkakan @basuki_btp takut borok Istana terbuka. Tapi membiarkannya jd Gubernur, no ..," katanya. Ratna tidak menyebut kasus apa yang bakal menyeret Jokowi jika Ahok harus dibui.
Itulah dua peristiwa yang memiliki kaitan dengan ramalan Permadi, setelah itu kelihatannya tidak ada lagi momen yang bisa menjadi pintu masuk untuk "mengganggu" kelangsungan pemerintahan Jokowi. Apalagi saat ini sudah memasuki bulan Ramadhan, dimana suasana di masyarakat cenderung lebih tenang dan damai, dan kemudian juga, batas waktu yang bisa ditolerir untuk mempercayai ucapan Permadi sudah kadaluarsa.
Apakah Permadi berdusta dengan ramalannya?
Melihat dunia spiritual tentu tidak sama dengan melihat sesuatu di dunia nyata. Disamping itu, diperlukan kemampuan untuk tidak sekedar bisa melihat apa yang ada dan terjadi di dunia spiritual, ketika hal itu akan dimanifestasikan di dunia nyata. Apa yang dilihat di alam spiritual belum tentu demikian keadaan akhirnya saat akan termanifestasi di dunia nyata.
Di alam spiritual, ada dua pengaruh atau kekuatan yang saling bertarung satu dengan yang lain. Hal itu terus berlangsung, sehingga keadaan hari ini sangat bisa berbeda dengan keadaan esok. Apalagi sampai saat waktunya tiba untuk termanifestasi di dunia nyata. Ada banyak hal yang sudah berubah sejak dari awal ketika hal itu mulai mengambil rupa atau tempat di sana. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan hal itu bisa hilang atau sudah tidak ada wujudnya lagi saat hendak termanifestasi di alam nyata di bumi.