Mohon tunggu...
Pende Lengo
Pende Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UNG

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Katanya

6 Januari 2025   21:46 Diperbarui: 6 Januari 2025   21:46 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Katanya lu di sini, nyatanya cuma sampai di ujung jalan sana. Cuma jadi pengantar di kala lamgit mulai gelap. Hanya menemani hari yang berujung ketidakpastian. Yang bahkan hembusan napasmu terasa berduri di kulitku kemudian. 

Katanya lu di sini, nyatanya janji kelingking itu cuman simbol tua. Catatan itu juga bahkan hanya jadi benda yang sebentar lagi bakal rusak. Ucapan berbumbu peduli terasa omong kosong.

Katanya lu di sini, nyatanya bahkan tak ada di saat momen emosional itu tiba. Hanya datang menangis yang ku tak tahu itu karena apa. Bahkan tak pernah akan dirasakannya hal itu. Untuk apa menangis di depan pusara itu?

Baca juga: Menyebalkan

Katanya lu disini, nyatanya kau bahkan gak balas pesan lagi. Hanya bilang kalau tetap saling kabar yang bahkan fungsinya untuk apa. Dan gua baru tahu kalo lu juga bisa jadi anjing, gila ya. Tega banget kasih harapan ke orang yang baru saja kehilangan hal yang paling berharganya. 

Bener ya kata syaidina Ali, berharap pada manusia adalah hal yang paling menyakitkan.

G, 6 Januari 2025

Baca juga: Mengarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Selamat Tahun 2025

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun