Katanya lu di sini, nyatanya cuma sampai di ujung jalan sana. Cuma jadi pengantar di kala lamgit mulai gelap. Hanya menemani hari yang berujung ketidakpastian. Yang bahkan hembusan napasmu terasa berduri di kulitku kemudian.Â
Katanya lu di sini, nyatanya janji kelingking itu cuman simbol tua. Catatan itu juga bahkan hanya jadi benda yang sebentar lagi bakal rusak. Ucapan berbumbu peduli terasa omong kosong.
Katanya lu di sini, nyatanya bahkan tak ada di saat momen emosional itu tiba. Hanya datang menangis yang ku tak tahu itu karena apa. Bahkan tak pernah akan dirasakannya hal itu. Untuk apa menangis di depan pusara itu?
Katanya lu disini, nyatanya kau bahkan gak balas pesan lagi. Hanya bilang kalau tetap saling kabar yang bahkan fungsinya untuk apa. Dan gua baru tahu kalo lu juga bisa jadi anjing, gila ya. Tega banget kasih harapan ke orang yang baru saja kehilangan hal yang paling berharganya.Â
Bener ya kata syaidina Ali, berharap pada manusia adalah hal yang paling menyakitkan.
G, 6 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H