Mohon tunggu...
Pende Lengo
Pende Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UNG

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Cerita Tarawih Ramadan 2024 | Malam 17

29 Maret 2024   02:19 Diperbarui: 29 Maret 2024   03:55 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret rembulan malam itu. Dokpri dari NtanHulopi

 

  

Yaa man fii qolbika Rohmatun linnasYa man allafta quluuban bil IslamYaa habiibii yaa shafii'i yaa Rasula Allah
Bi ummi wa abi ... fadaytuka sayyidi
Sholatun wa salam ... 'alayka yaa Nabi

Alhamdulillah, sebentar lagi puasa di 10 hari kedua Ramadan akan tuntas dilaksanakan. Semoga sehat selalu dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Semangat terus dalam mencapai ridha dan meraih ampunan-Nya, semoga dijauhkan dari api neraka.

Seperti biasa aku akan bercerita untuk menghabiskan waktu seraya meraup berkah Ramadan. Cerita yang menandai satu hari lagi terlewati, hal yang patut dirayakan dengan bersyukur. Cerita yang akan membersamai aku dan bumi tempat dipijak langit dijunjung. Cerita Tarawih.

Mohon maaf, cerita ini telat tayang, karena semestinya sudah ditulis sejak kemarin, namun baru sempat sekarang.

4 malam sudah, aku numpang tidur di pondok. Cuaca kemarin memang cukup dingin, namun perasaan aku rasanya hangat, begitu campur aduk ketika berdiri lagi, shalat Tarawih di masjid yang 4 tahun lalu kutinggalkan dengan kenangan yang tak bisa digambarkan lagi. Masjid Ar-Raudah namanya, yang kalau artinya dalam bahasa Indonesia adalah taman surga. Mungkin ini juga salah satu alasan kenapa cerita ini telat tayang, karena aku tak begitu siap untuk menceritakan menggambarkan perasaan yang selama ini pernah terjadi di sepanjang hidup.

Kemarin, atau dua hari yang lalu dari aku menulis yang sekarang, aku tak ikut si Rya ke lapak, karena baju masih dalam cucian, dan tak mungkin aku pinjam baju lagi sama adik adik lainnya. Jadilah seharian hanya di pondok, hingga menjelang berbuka dan waktu isya tanda setelahnya shalat Tarawih, aku melangkahkan kaki ke masjid pondok, yang namanya sudah kusebutkan tadi di atas.

Berhubung si Rya lagi di lapak dan baliknya jam sepuluh malam maka untuk memanfaatkan waktu, sorenya menjelang berbuka aku touring asrama lama dulunya aku di situ, berbincang dengan santri lama yang masih kukenal sepeninggalanku, berbagi jokes yang mungkin sudah lama mereka tak dengar. Tertawa bersama seperti dulu yang mana tahu beban hidup tapi ditutupi dengan canda riang. Dari satu kamar ke kamar lainnya, sembari mengingat kenangan yang pernah kudapat dari setiap dinding dan lantai kamarnya.

Menjelang berbuka, aku ke kamarnya si Aca, dia ini teman seangkatan dengan si Rya. Berbuka bersama di situ, cerita cerita lagi sama mereka yang lain, kebetulan ada si Fadila Yahya kemari, nginap di sini, seangkatan juga sama mereka yang kusebut tadi, tapi tidak se lama usia mereka mondok. Cerita cerita lagi sampai akhirnya azan Isya dan aku pergi ke masjid bareng si Marni, angkatan yang sama.

Shalat Isya, kemudian Tarawih yang imamnya kurang tahu kalau ustad siapa. Dilatarbelakangi terang rembulan di shyam, yang bisa langsung dipandang bila nengok ke belakang. Dan ajaibnya apa... setelah sholat di masjid pondok, malamnya aku yang beberapa bulan belakangan sangat susah tidur malam, bisa tidur nyenyak tanpa hambatan bahkan bangun sahurnya nanti pukul 04.24 WITA, rekor santap sahur yang paling mepet imsak selama Ramadan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun