Oke baiklah... ini aku yang egois atau kamu yang benar-benar lupa dengan semua hal indah yang pernah dilakukan semasa kecil.
Mungkin kamu yang memang tidak ingat, secara kan kapasitas memori tiap orang berbeda, namun aku sedikit memaksa agar kamu juga bisa mengenang semua itu dengan baik.
Aku tahu, terlalu menarik di hadapan orang lain itu cukup sulit, untuk mengendalikannya. Ada saja yang membuat siapa pun menjadi ingin tahu hingga akhirnya melakukan hal yang agak menyinggung bahkan sampai merobek kehormatan lainnya yang semestinya tidak sampai ke sana. Tentu saja aku tak bisa mencegahnya dan sesuatu yang tidak disangka terjadi. Mengeluarkan sisi buas dalam diri, hanya itu saja yang kamu ingat dariku.Â
Ya kini aku tahu kalau tatapan matamu yang tak mau dikontak merupakan sisa sisa dari kejadian kelam itu yang ternyata melunturkan semua markah yang ada pada diriku.
Aku yang sekarang ini kena kekerasan tahu bagaimana perasaan berkelebat hebat saat itu. Trauma deras, dan minta maaf tak benar benar berfungsi, tak tahu siapa yang salah tapi sungguh bukan aku yang memulai. Kamu yang melihat pasti akan merasakannya. Hingga akhirnya semua memilih opini, mengarang bebas tanpa tahu perasaan masing-masing.Â
Aku selalu lewat depan rumahmu, berharap bisa meluruskan apa yang terjadi dengan cara yang baik baik. Bisa masuk bermain di rumahmu, melewati pintu pagar apik tanda sebekerja keras bagaimana papamu selama ini. Sungguh jika itu saja yang terjadi sekali saja, aku sudah sangat bersyukur. Tampaknya aku harus bersabar untuk sedikit lagi saja.
Kamu luar biasa. Bisa mencongkel seluruh perasaan yang tahun tahun lalu tak bisa kutuliskan sampai penuh.
Oh iya, ini sudah tanggal 1 Agustus. Bulan kelahiranmu aku ingat. Semoga sehat selalu.
Gorontalo, 1 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H