Mohon tunggu...
Pende Lengo
Pende Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UNG

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Udara Malam

17 Juli 2023   23:51 Diperbarui: 18 Juli 2023   00:05 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kamu terlalu indah
Sungguh hanya kata itu yang bisa kuungkapkan lagi setelah ini.

Susah payah aku merangkai kata kata untuk menggambarkan suasana yang selalu hadir mengisi ruang penyesalan berakar rindu.

Kamu sangat indah dengan sorot matamu yang 12 tahun lalu pernah menatapku dengan perasaan polos penuh canda. Yang kini hanya dengan tatapan yang begitu sulit kuartikan. Membuatku mendadak tidak bisa membaca.  

Baca juga: Sukses

Ya sore tadi aku melihatmu di depan rumahmu, menyiram tanaman atau pasir di pinggir jalan itu agar tidak beterbangan ke mana mana juntrungannya -biasalah aktivitas orang disini sore sore. Itu masih jalan yang sama saat aku lewat dengan teman temanku dan tanpa kusangka aku melihat kamu di depan rumah itu hingga akhirnya aku tahu kalau itu rumahmu, juga masih jalan sama ketika waktu itu setelah diaspal, aku selalu lewat naik sepeda melewati jalan itu hanya untuk melihatmu, memakai pakaian bermain terbaik hanya untuk bertemu denganmu walau akhirnya kamu justru menampilkan senyuman yang tak kalah indah tanpa alih alih berbincang. Dan masih banyak lagi yang kulakukan agar mencapai semua itu denganmu berharap waktu sedikit saja memahami urusan itu.

Kalau aku boleh egois, itu jadi terakhir saja aku melihatmu agar aku berhenti menulis tentangmu yang tanpa sadar selalu saja muncul kotak biru tanda sesuatu di tulisan. Namun ternyata rumahmu masih satu desa denganku bahkan tahun ini mungkin kamu juga akan masuk kuliah di tempatku, ya kuingat kau pernah bilang tidak mau sekolah jauh dari rumah.

Semalaman ini aku berusaha menyatu dengan udara malam, mengingat dan mengumpulkan lagi apa apa dari kamu soal tadi. Merasakan lambaiannya menggesek ujung kulit, dinginnya menembus ke dalam hingga menusuk ke tulang. Udara malam ini terasa lebih dingin hingga bisa terdengar grusuk dari pohon dan teman temannya. Sangat dingin hingga hati ini ikut merasakannya. 

Baca juga: Aku Berhasil

Akan kupikirkan lagi cerita fiksi itu karena tadi sebelum lewat aku sudah menyumpah dengan mantra tiga kata. I love you.

Sungguh aku sayang kamu.

Gorontalo, 17 Juli 2023

Baca juga: Langit Malam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun