Mohon tunggu...
Pende Lengo
Pende Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UNG

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kisah Tarawih Ramadan 2023 | Day 9

30 Maret 2023   22:11 Diperbarui: 30 Maret 2023   22:29 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Laa laa tahsab annad diina ba'iidun 'an hubbin wa hayaah
Wabihajrika liddiini satahyaa ta'syaq maa qolbuka yahwaah
Aw annal ayyaama satahluu wa tarad dunyaa syattho najaah
Diinuka bahra min aamaalin syattho lijamiilil ahlaam
Laysad diinu kamaa takhsyaahu dzaa mamnuu'u dzaaka haraam
Fal Islaamu jamiilun haqqan haadzaa laysa huwal Islaam

Alhamdulillah puasa tinggal 3 pekan lagi, dengan begitu lantas semangat beribadah jangan hanya setengah setengah. Yakinlah bahwa dibalik perjuangan dan penantian ini akan ada kemenangan hakiki yang patut dirayakan. Semoga kita semua tetap dalam keadaan sehat dalam lindungan Allah SWT.

Seperti biasa setiap malam aku sedikit akan berkisah tentang pertarungan melawan hawa nafsu, rasa lapar dan dahaga. Kisah yang akan menjadi memori di masa yang akan datang lantas dengan mata yang berkaca kaca menatap dingin putih sejuta kenangan itu menghela napas tanda bersyukur. Kisah yang akan menjadi santapan aku kala rindu. Kisah tarawih.

Aku berada di sini sekarang, di kamar yang 3 hari lalu aku tinggalkan karena aktivitas kampus. Kamar dengan sejuta kenangan bersama cat putihnya yang aku tahu itu tak pernah diganti bertahun tahun, rasa rasanya kamar ini terlalu tahu tentang diriku dibanding pribadi ini sendiri. Menemani malam malam panjang dingin akan kehilangan orang yang aku sayangi. 

Oke itulah tadi sekilas tentang emosional yang lekas oleh waktu. Kemarin malam begitu dengar tak ada mk hari ini, rasanya luar biasa ingin istirahat tapi rupanya menjelang siang malah ada mk yang dipindahkan di hari ini, duhh baru juga pulang di Telaga Biru udah mau ke kota aja. Mana tengah hari tua lagi mk nya, ngantuk dong. Laparnya minta ampun dahh.

Selepas itu pulang naik angkot, sampai rumah siap siap mau buka di masjid. Ehh malah kena penyakit maag ini. Ya shalat tarawih di rumah lagi kali ini. Selesai shalat ingin cepat cepat tidur tapi anak-anak perum pelanggan rental game ps kakakku pada rame gak habis habis. 

Buka ig, ehh ada nama aku nongol di sana, pengumuman lolos tahap seleksi berkas. Semoga kali ini aku bisa jadi idola lagi, sungguh aku ingin merasakannya lagi. 

Jika ditanya kenapa aku mau ikut seleksi ini, ada 3 alasannya. Pertama, aku sudah terlalu tua, bulan Mei ini aku udah 21. Kedua, jawabannya di atas, tentu saja aku orang baik jadi cukuplah untuk menjadi seorang idola. Ketiga, aku kalah oleh zaman -seperti yang aku katakan di kisah sebelumnya. Sekarang zamannya teknologi, sosial media berseliweran. 

Dan orang orang lebih mengenal sosial media dibanding aku orang baik yang pernah menolong mereka tanpa mempedulikan identitas perkenalan. Setiap orang boleh memanggil namaku dengan kata apa yang dia inginkan sampai akhirnya mereka lupa kalau mereka telah menjadi budak zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun