Mohon tunggu...
Pende Lengo
Pende Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UNG

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sendiri, Sepi dan Sunyi

18 November 2022   22:22 Diperbarui: 18 November 2022   22:48 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Kesendirian itu selalu ada pada diri ini, bahkan jikalau engkau memiliki segudang prestasi dan setumpuk emas sekalipun hati ini selalu sepi. 

Setiap kali pulang ke rumah. Masuk ke dalam kamar. Aku selalu berkata "kembali lagi sendiri, sepi, dan sunyi."

Itulah alasannya kenapa setiap aku keluar pastilah tetap ingin bergerombol dengan sekelompok domba dan lalat, meskipun kutahu aku akan merasakan kesepian itu. Tetap bertingkah seakan mampu mengendalikan segalanya, padahal akhirnya mereka tidak mengclose-ku sebagai friend. 

Andai adikku itu terlahir ke dunia beberapa tahun silam, niscaya aku takkan pernah merasakan kesepian sedalam ini. Sesunyi kuburan.

Baca juga: Sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Kalah Telak

Baca juga: Dingin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun