Tadi adalah yang pertama kalinya aku tak duduk di sampingnya. Entahlah bagaimana rasanya, kehilangan seseorang yang asyik dalam segalanya. Ia adalah seorang yang pertama kali kukenal disini dan jujur waktu itu tak berekspetasi kepadanya seperti apa selain ia adalah orang baik.Â
Memang pada awalnya aku belum bisa sepenuhnya mengendalikan situasi saat itu. Namun pada mulainya peperangan ia benar benar jatuh dalam kendalianku, masih belum percaya dan tentunya bersyukur. Entahlah apa yang akan terjadi selanjutnya jika waktu itu aku tak mengajak teman sebentornya untuk menemaniku makan, mungkin ia akan sepenuhnya dikendalikan orang lain yang diragukan kualitasnya.
Semoga ia akan terus menjadi yang pertama dan terakhir untuk orang yang benar benar aku kenal. Mempercayai sepenuhnya apa yang terjadi bersamaku nanti hingga gelar pendidikan di dunia itu tersematkan di nama kami. Menjadi pengobat bagi jiwa yang rontok ini dan raga yang kerontang. Terombang ambing oleh arus kehidupan. Terima kasih telah bersedia setia pada janji yang tak pernah kita ucapkan. Untuk telepati yang ternyata bisa kau baca. Semoga sehat selalu hingga batas waktu yang akan kau temui di fase selanjutnya.
L, 14 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H