Mohon tunggu...
Pende Lengo
Pende Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UNG

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Doa yang Selalu Kusemogakan

4 September 2022   21:13 Diperbarui: 4 September 2022   21:19 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kutahu kau hanya seseorang stand up komedian dadakan yang bermodal keberanian maju di atas panggung. Berdiri kokoh dengan kedua kaki. Walaupun sebenarnya tanganmu totopore. Entahlah apa yang terjadi. Aku tak tahu kemana roda kehidupan ini akan berputar. Ke bawah atau ke atas. Yang pasti waktu itu aku dipertemukan Tuhan denganmu. Awalnya juga kukira kau blasteran dari daerah antah berantah. Ternyata hanya lokal dengan kearifannya. Kebijakan dalam bertutur kata. Kurang lebih seperti itu maksud dari watak wajahmu. 

Hingga waktu terus berjalan, dan aku pun menemukan jati diriku sendiri lewat apa yang kau bagi di sekeliling. Menyinggahi jiwa dan ragaku hingga ke alam bawah sadar. Bahwa kau adalah sesuatu yang berharga dikirim Tuhan untuk memberi tahu bahwa sebuah mimpi itu harus dibangun dengan harapan dan doa doa. Lantas dengan ikhtiar untuk mewujudkannya. Tak lupa pula dengan bantuan orang orang yang selalu ada di sekeliling kita.

Lima tahun aku mengenalimu. Itu artinya kurang lebih lima tahun juga kau telah memberikan semua, apa apa yang kau punya entah itu dedikasi, semangat, tekad, prinsip, keikhlasan, kesabaran, dan ketulusan juga doa doa mu untuk orang orang yang kau temui setiap hari selama ini. Termasuk aku adalah salah satunya. Mengucapkan terima kasih berkali kali untukmu. Mencium tanganmu belakangan ini aku paham, bahwa kau selalu sederhana untuk bisa membantu orang orang mewujudkan apa yang mereka impikan. Hal yang justru tak pernah kulakukan saat tahun pertama kedua bertemu denganmu. Kini aku menyesal kenapa tidak dari dulu saja aku menghargai dengan percaya akan prinsip yang kau ucapkan itu. 

Baca juga: 77 Tahun Merdeka

Terlepas dari itu semua. Terima kasih telah berkenan memberikan energi positif padaku selama ini. Mungkin jika aku tidak pernah bertemu denganmu saat itu, aku tetap saja hanya menjadi anak broken home yang setiap harinya mengeluh akan hancurnya dunia. Terima kasih untuk segala doa yang setiap malam kau panjatkan untukku. Kini kutahu kalau masalah dalam hidup ini ternyata bisa diselesaikan dengan sesederhana itu. Bahkan kau hanya perlu menabrakkan tragedi itu dengan waktu lantas dibungkus dengan komedi. Entahlah aku pun kurang paham dengan yang seperti ini. Hanya saja dengan caramu tadi, kau memang benar benar tak ingin menyakiti seseorang sekali lagi. Tak kan pernah lagi.

Dengan terwujudnya salah satu mimpi yang selalu kusemogakan ini menjadi bukti bahwa hidup ini hanya perlu dijalani saja tanpa pretensi yang aneh aneh. Karena sesungguhnya hidup ini penuh dengan banyak misteri. Bersabar dan bersyukur adalah jitu yang ampuh. 

Sekali lagi terima kasih untuk semuanya yang telah kau dedikasikan selama ini. Aku masih tidak percaya bahwa mimpi ini telah terwujud. Dari doa tulus yang selalu kau panjatkan. Semoga kau sehat selalu di sana. Teruslah bermanfaat untuk orang orang di sekelilingmu. 

Baca juga: Esok

Dari Kp. Ingg... aku merindukanmu.

4 September 2022

Baca juga: Meretas Rembulan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun