Perjalanan panjang perusahaan Pelat Merah yang dengan hegemoninya menguasai pasar dengan menggunakan monopoli sebagai alat yang sangat ampuh bagi proses opersional dalam kinerja serta perjalanan roda usaha agar mengebiri kompetitor karena memang belum ada kompetitor yang bersanding. Akan tetapi apabila kompetitor bisa bermain dan di berikan ijin maka akan terjadi persaingan sehat serta mereduksi yang namanya hegemoni pasar serta user yang selama ini masih di hadapkan pada monopoli perusahaan plat Merah dengan alasan menguasai hajat hidup orang banyak harus di kuasai negara, Â justru dengan dalih pasal 33 UUD'45 malah rakyat yang mau tidak mau suka atau tidak suka harus menjalani keputusan dari perusahaan tsb karena membutuhkan jasa yang vital serta tidak ada pilihan lain.Â
Sekarang adalah Perusahaan Plat merah penyedia energi listrik ternyata mampu untuk melakukan hal tersebut. Ketika Listrik menjadi Kebutuhan vital maka rakyat sangat bergantung dengan peneydia energi tersebut. Maka hal ini menjadi celah ketika penentuan harga yang sangat mengagetkan rakyat pada segmen pasar tertentu. Pada era sebelumnya bahwa rakyat akan di golongkan pada daya 450 VA dan 900 VA yang notabene adalah rakyat menengah kebawah yg masih perlu di berikan subsidi, tetapi era sekarang yang golongan 900 VA di di golongkan orang mampu karena itu subsidi di cabut dan kenyataan memang benar adanya kalau golongan 900 VA sudah muli berjalan akan di cabut...padahal banyak sekali rakyat yang tidak mampu listrik terpasang 900 VA karena di paksa Oleh Perusahaan tsb dengan alasan kapasitas 450 VA tidak ada,... suatu lelucon yang tidak lucu dan sangat ironi yang katanya kita kekurangan pasokan energi listrik tetapi justru boleh pasangnya 900 VA ke atas bagi pe
masang baru....
Mohon untuk dilakukan pengkajian ulang maka kami berharap para anggota DPR tanggap bahwa kenaikan tarif listrik daya 900 VA bagi masyarakat sangat-sangat memberatkan,...tinjau ulang apakah sudah bijak dengan kenaikan yang super hebat 1KWH ; 600 an rupiah melonjak menjadi 1200 an rupiah ...naik 100% ....Hebat sekali ini...
Alih-alih Perusahaan tersebut akan melakukan screening,... apakah efektif terus parameter yang di jadikan acuan apa ? Â padahal home industri sebagai sektor penggerak ekonomi rakyat kebanyakan menggunakan daya 900 VA .. Tolong Hal ini menjadi perhatian bagi pejabat di lingkungan terkait.... kenaikan 100 % ini cukup memberikan pukulan yang mematikan bagi para home industri dimana mereka masih harus berkompetisi di pasar dengan harga produk yang kompetitif,..tetapi dengan biaya opersional saja sudah menguras biaya apakah mungkin masih bisa bertahan para pelaku home industri.
Kami tidak menentang kenaikan demi efisiensi tetapi mohon ada kepekaan sedikit dong,....SWOT Analyze gimana nih di perusahaan tsb. Â Kebijakan mainstream ini apakah justru menjadi penghambat kemajuan dan kesejahteraan bangsa. naik 30 % saja sudah sangat di rasakan bebannya ..kok ini hampir 100 %....bisa jadi Home Industri untuk gulung tikar. dimana ini peran Partai yang katanya Partainya wong cilik .......mandul semua....
Maka kami justru berharap ada pengelola energi yang di kelola SWASTA,... jadi PLS ( Perusahaan Listrik Swasta) biar ada kompetitornya dan bersaing secara sehat dan rakyat di berikan pilihan, sehingga PLN tidak memonopoli lagi karena di rasa sudah tidak bisa menjadi tumpuan bagi rakyat kecil untuk bisa membantu dan mengayomi kepentingan ekonomi dll terkait penyediaan energi. Â Dan ingat bahwa apabila PLS di operasikan, apabila tidak berbenah maka nasibnya seperti Perusahaan Plat Merah PT TELKOM yang dulu sangat memonopoli penyedia layanan komunikasi tetapi sekarang terseok seok untuk bisa bertahan karena gempuran operator seluler yang harganya jauh lebih murah dan lebih prkatis dan canggih. Disini rakyat di berikan pilihan maka lebih fair.Â
Tulisan ini merupakan curahan hati penulis karena sering menerima keluhan dari masyarakat bawah akibat kebijakan PLN yang sangat memberatkan, ...tetapi mau protes juga gak bisa...artinya rakyat harus menerima kalau enggak maka dia akan di sediakan energi tsb. Memimpin dengan Hati, memutuskan dengan Rasionalitas dan berkeadilan cerminan pemimpin dan pejabat yang sesuai dengan yang di ajarkan oleh agama apapun di dunia ini....
sekian terima kasihÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H