Jalan ini sunyi, bahkan terkesan sepi tak tampak jejak kaki, walao beribu langkah melalui kau pernah mengikat inisialku di dinding tepi, ini ku sengaja kemari, menengoknya lagi dan, tiada lagi kini.... Banyak keleang disetiap jengkal bayang mungkin itu yang menjadikan suram, kusam pada seketsa samar yang nyaris hilang, biang aku tak bertanya, mengapa..? karena aku telah diajar menerima Kumelangkah pergi, meninggalkan jejak kaki agar kau tahu aku pernah kemari menabur bunga pada kenangan suci Kali ini ku terbang ke kota Warsawa memetik bunga di Polandia kubawa pulang ke Surabaya menyemat nisan cinta yang pernah ada kepada pelukis rasa yang menggores kanvas dengan bingkai cinta terimaksih, hormat terakhir yang ku ukir kematian cinta bukanlah piagam akhir terimakasih, telah membuat kisah pada lembaran yang sudah untuk bintangku yang telah redup*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H