Mohon tunggu...
Eurica Wijaya
Eurica Wijaya Mohon Tunggu... -

pencuri kata kacau dan galau

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tidak Bisa Bu...

20 Oktober 2011   18:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:42 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bu, aku terkapar dalam kamar. Menelanjangi huruf-huruf itu amatlah sulit. Aku takut akan rotanmu yang tiap kali aku tak mampu menyebutkannya akan bangun dengan sendirinya lalu menebas punggungku hingga panas. Tidakkah kau dengar setiap malam aku menangis kesakitan di dalam kamar dan mengiba obat yang kurindukan bu?. Bukan salahmu bu. Salah negara, salah mereka. Sudah tahu bahwa aku tidak bisa tapi tetap saja dipaksa untuk memahaminya. Otakku sedengkul dan dengkulku sekepala, SONGONG!. Katanya pelbagai cara bisa didengungkan dan dilaksanakan untuk belajar, tapi apa yang mereka lakukan untuk menyanggah pernyataanku yang tidak bisa membaca bu. Aku tahu bu, kau hanya ingin menegarkan anakmu untuk tetap bertahan hidup di antara batu-batu yang tajam di telapak kaki menuju aspal yang halus di tengah kehidupan yang hiruk pikuk. Aku tidak bisa bu, aku bukan pengecut. Aku hanya pejuang yang hasilnya tidak pernah di analisis. Aku hanya seorang yang tidak pandai membaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun