Mohon tunggu...
Eurica Wijaya
Eurica Wijaya Mohon Tunggu... -

pencuri kata kacau dan galau

Selanjutnya

Tutup

Puisi

tersenyumlah ketika menemukan ini (part 2)

28 Oktober 2011   15:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Buku itu seperti menyanyi padaku saat kugenggam. Nyawanya seperti berserah di tanganku, kuhabisi atau kutangisi. Memoarmu seakan terpatri di situ, padahal aku tak pernah menuliskan namamu disana. Aku hanya mengingatmu ketika memeluk kalimat-kalimat cinta dan mengatakannya jujur di depan bayanganmu. Belahan jiwaku, hilangnya kunang-kunang yang selalu berpendar malam hari di taman belakang bukan salahmu. Mungkin aku yang kurang bisa merawatmu atau menghias taman yang kau sukai untuk kamu singgah. Selepasmu dari taman itu, aku tetap berdoa dengan mimpi-mimpi cahaya yang lebih terang disana. Nafasmu, sentuhanmu, binarmu, dan pelukmu masih tersimpan dalam buku yang tak pernah ada namamu

Eurica Stefany Wijaya

Untukmu yang disana

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun