Malam sebelum saya mengikuti tour terjadi hujan deras di Jakarta sehingga jalan di tempat tersebut sedikit berlumpur. Saya pun melewati genangan genangan air diiringi dengan bunyi mobil mobil besar, karena di depan bangunan Oostzjidsche Pakhuizen terdapat jalan tol sehingga sedikit berisik. Keluar dari kawasan Gudang Tua VOC, saya melewati kawasan yang dulunya dibangun Gerbang Amsterdam atau Kasteelpoort. Kawasan ini berada di Jalan tongkol, Pasar Ikan. Namun sayangnya gerbang ini sudah dihancurkan sejak tahun 1869 karena pembangunan trem di Batavia yang melewati sisi-sisi Gerbang Amsterdam.Â
Di arah depan Gerbang ini juga terdapat tempat ditemukannya Prasasti Perjanjian Sunda Kelapa yang dibuat oleh Alfonso d'Albuquerque (Gubernur Malaka) pada tahun 1522. Prasasti ini ditemukan di Jalan Cengkih atau dulu disebut sebagai Prinsenstraat dan Jalan Kali Besar Timur I atau nama Belanda nya Groenestraat. Prasasti ini sebagai bukti bahwa dulu orang Portugis pernah datang ke Indonesia.Â
Geo Wehry and Co
Berjalan lagi ke arah Utara saya mendapati gedung tua yang masih berdiri kokoh lengkap dengan bangunannya yang masih berbentuk seperti bangunan. Ini merupakan bangunan bekas kantor Geo Wehry and Co yang tepatnya berada di Jalan Kunir. Pada masanya Perusahaan Geo Wehry and Co bergerak dibidang perkebunan pada masa Hindia Belanda sejak tahun 1867. Adapun produk yang diimpor dari perusahaan ini adalah jenis rempah-rempah dari Indonesia. Bangunan ini dibangun pada tahun 1926-1927 yang dirancang oleh Algemeen Ingenieur Architectenbureau (AIA Bureau).
Jalur Kereta Batavia
Puas melihat gedung gedung tua, kami pun berjalan ke destinasi terakhir yakni jalur kereta api peninggalan Stasiun Noord Batavia. Pada masanya kepemilikan stasiun di Batavia terbagi menjadi tiga perusahaan yakni Stasiun milik Nederlandsche Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOSM) dan Batavia En Omstreken (BEOs). Jalur kereta ini dibangun pada tahun 1870 pertama oleh perusahaan NISM dengan jalur Kleine Boom atau tempat di Pelabuhan Sunda Kelapa menuju Koningsplein atau sekarang disebut stasiun Gambir. Selain NISM, BOSM juga membuka jalur lain yang mengubungkan Batavia ke Bekassie (Bekasi), Caravam (Karawang) sampai ke Bandung. Pada tahun 1929 dibangun stasiun utama di Batavia yakni Station Batavia atau yang sekarang dikenal dengan Stasiun Jakarta Kota.Â
Rute Jalur Kereta merupakan destinasi terakhir dari perjalanan saya kali ini. Menurut saya walking tour bersama @jktgoodguide kali ini merupakan pengalaman yang menyenangkan sekali karena saya dapat mengunjungi tempat-tempat tersembunyi dan bersejarah yang ada di Kota Jakarta.