Mohon tunggu...
Zulkarnain Nggiu
Zulkarnain Nggiu Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran

(Son of Effendi Nggiu with Sa'dia Martanom) "Tapi tak semua orang Jalannya itu Jalani sendiri Jalan ninjamu Lagipula hidup Sebebas itu Jadilah apapun Yang kamu rindu"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sarana dan Tujuan untuk Kamu yang Gila Jabatan

29 Juni 2024   14:05 Diperbarui: 29 Juni 2024   14:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Aristoteles menegaskan dalam ajarannya bahwa keberadaan sesuatu hal termasuk manusia itu sendiri memerlukan sebuah tujuan yang jelas, dan tujuan tersebut adalah kebermanfaatannya pada orang lain. (Logika Kritis Filsuf Klasik, hal.242)

Gagasan dari Aristoteles bahwa keberadaan sesuatu harus memiliki tujuan yang jelas, terutama yang bermanfaat bagi orang banyak, tetap relevan dalam konteks saat ini. Aristoteles mengajarkan bahwa tujuan hidup manusia tidak hanya sebatas kebahagiaan pribadi, tetapi juga mencakup kontribusi positif kepada masyarakat.

Namun, dalam realitas kontemporer, terkadang tujuan individu dalam mengejar posisi atau jabatan bisa lebih berkaitan dengan kepuasan pribadi daripada manfaat bagi orang banyak. Hal ini bisa dilihat dalam banyak kasus di mana pejabat atau pemimpin mungkin lebih fokus pada kepentingan pribadi atau kelompok kecil daripada kepentingan masyarakat luas.

Dalam tulisan yg imut dan brutal ini penulis berikan gambaran dilema antara menjadikan kebahagiaan pribadi sebagai tujuan utama, yang sering kali berdampak pada penggunaan jabatan atau kekuasaan dengan tidak optimal. Sementara itu, jika jabatan atau kekuasaan dipandang hanya sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih besar, seperti kesejahteraan masyarakat atau keadilan, maka penggunaannya akan lebih rasional dan bertanggung jawab.

Pendidikan, seperti yang disebutkan oleh Tan Malaka, seharusnya membantu seseorang mempertajam kecerdasan, mengukuhkan kemauan, dan mengasah perasaan untuk dapat memahami betapa pentingnya memiliki tujuan yang jelas dalam setiap tindakan, termasuk dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi banyak orang.

Secara keseluruhan, gagasan Aristoteles tentang tujuan yang jelas dan bermanfaat bagi banyak orang tetap relevan, meskipun implementasinya dalam kehidupan nyata sering kali kompleks dan terkadang terdistorsi oleh motivasi pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun