Mohon tunggu...
Zulkarnain Nggiu
Zulkarnain Nggiu Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran

(Son of Effendi Nggiu with Sa'dia Martanom) "Tapi tak semua orang Jalannya itu Jalani sendiri Jalan ninjamu Lagipula hidup Sebebas itu Jadilah apapun Yang kamu rindu"

Selanjutnya

Tutup

Love

Pahami Bukan Dihakimi

5 Januari 2023   00:57 Diperbarui: 5 Januari 2023   10:09 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PAHAMI BUKAN DIHAKIMI

Oleh : Zulkarnain Nggiu

 Dalam konteks hubungan individual, umumnya kita ingin memberitahukan sesuatu yang baik kepada orang lain, akan tetapi cara kita memberitahukan kepada orang lain tidak melihat dari situasi dan kondisi orang tersebut.

Kita ingin sekali di dengar orang lain dengan apa yang kita sampaikan. Walaupun tanpa kita sadari, kita melakukan hal itu dengan cara yang membuat orang tidak dapat menerimanya.

Ketika kita melihat orang melakukan keselahan dengan kita ambil langkah untuk mensehatinya memang baik. Akan tetapi sesuatu yang baik dilakukan dengan cara yang salah maka akan menimbulkan nilai yang kurang baik untuk orang yang kita nasehati.

Terkadang setiap nasehat yang kita berikan dapat dinilai sebagai suatu penghakiman bagi setiap person. Contohnya memberikan nasehat kepada seorang pelacur ketika dia sedang melakukan pekerjaannya. Contoh lain orang tua  ketika  menasehati anaknya dengan membandingkan anak lain terhadap anaknya.

Sering terjadi ketika orang merasa dirinya berilmu atau tinggi derajatnya tidak luput untuk menasehati orang lain memakai segala sesuatu hal yang rasional atau memposisikan dirinya lebih baik. Akan tetapi menasehati tanpa melihat keadaan psikis seseorang membuat sesuatu hal yang rasional tidak dapat diterima dan yang dinasehati tidak melihat latar belakang dari yang memberikan nasehat.

Untuk menasehati orang alangkah baiknya kita mengetahui apa yang disenangi dan tidak disenangi, agar supaya ketika kita menasehati bisa dapat diterima dengan keadaan hati yang lapang tanpa harus ditolak nasehat yang kita berikan.

Seharusnya kita bisa menghadirkan rasa empati terhadap orang lain untuk memberikan nasehat. Kita bisa menjaga momentum kapan orang itu kecewa dan kapan orang itu bahagia. Setiap orang mempunyai tipikal masing-masing dalam menerima nasehat. Ada orang dengan cepat tersinggung dan ada yang menerima dengan biasa-biasa saja.

Perihal untuk menasehati diperlukan pemahaman yang tinggi dengan keadaan seseorang. Apa yang menyakiti seseorang dan apa yang dapat menghibur seseorang. Mempunyai ilmu yang banyak memang perlu dalam menasehati seseorang. Akan tetapi ada hal yang lebih penting dari itu, yaitu mengetahui keadaan psikis seseorang.

Memberikan nasehat kepada seseorang dengan mengetahui psikis orang itu akan membangun citra yang baik terhadap diri kita dan lebih mudah diterima nasehatnya. Begitu juga ketika kita menasehati tanpa mengetahui psikis seseorang akan menimbulkan citra yang kurang baik dan dianggap ketika kita memberikan nasehat adalah sebuah penghakiman bagi diri mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun