Hari ini, semua daerah di Negeri Indonesia memperingati hari santri nasional, sebuah momentum penting dalam kehidupan bernegara, pasalnya banyak santri yang sudah menempati posisi pengambil kebijakan di semua ranah kebijakan publik, termasuk memperkuat pesantren dan madrasah baik ibtidaiyah maupun diniyah. Mereka itulah penerus perjuangan ilmu nabi.
Mereka belajar sejak dini, dari awal belajar dengan pengasuhan kedua orangtuanya yang di namakan dengan pendidikan berkarakter yaitu madrasatul ula, lalu kemudian belajar di pendidikan TPQ atau TPA termasuk belajar di majlis taklim didesa dan kelurahan, hingga sampai selesai studinya hingga dijenjang perguruan tinggi apakah di Mahad Aly ataupun di PTN/PTS yang nantinya menjadi agen perubahan bagi masyarakat menjadi berkualitas.
Kehidupan menjadi santri penuh dengan hafalan, ketat dalam beribadah, kena sanksi jika mereka melakukan pelanggaran didalam pendidikan, ini semua dilalui baik suka dan duka. Kadang para pembimbing santripun harus sabar saat mendidik para santri.Â
Urusan uang saku misalnya, tentunya orangtua merasa khawatir saat uangnya diberikan kepada anaknya, khawatir tidak bisa memenej keuangan sendiri, sehingga pihak pesantren memberikan kebijakan ada wali kamar atau dewan asadit gang mendampingi santri sesuai nama dan kamar yang ditentukan oleh keputusan mahad.
Anak diberikan kebijakan dengan menghadirkan kedua orangtuanya dalam pertemuan wali santri, mereka taaruf lalu berdiskusi bersama, kira-kira berapa sih tiap bulan syahriah dibayarkan, bayar biaya ngaji di madrasah, biaya kebersihan, uang jajan harian, termasuk bayar makan dan minum secara bulanan. Semua ini dirapatkan atau dimusyawarahkan bersama termasuk  memberikan catatan kegiatan harian melalui WA kepada wali santrinya.Â
Saat mereka mandi misalnya, setiap santri kadang juga harus bersabar, untuk giliran masuk kamar mandi, kadang ada yang mandi cepat atau lama, semua ini menjadi hikmah bagi santri, bahwa budaya ngantri dan sabar itu harus melekat pada dirinya setiap hari.
Saat temannya terpapar sakit gatal pada kulit, maka kita harus bersabar bahwa itu adalah ujian, orangtua juga jangan kaget kalau sebagian fisik anaknya mengalami gatal-gatal yang kadang sembuhnya butuh waktu beberapa hari.
Pinjam meminjam.baju atau saryng kadang budaya seperti ini ya masih melekat hingga sekarang ini, meeka menganggap hidup dalam perjuangan berilmu dan memiliki kepedulian kesetiakawanan sosial yang tinggi.
Terkadang ada santri yang usil ada yang mengalah, ada yang nakal ataupun sepadan karakternya, inipun menggambarkan bagi mereka bahwa kelak saat hidup bermasyarakat akan menjadi sama seperti kehidupan dalam lingkungan kompleks dimana ada yang kadang ada yang warga modelnya menang sendiri, sombong ataupun merasa paling pinter atau paling kaya, semua ini adalah media bagi santri saat nanti mengarungi bahtera keluarga dan hidup bersosial di kampung halamannya atau kampung dimana mereka tinggal.
Selamat hari santri nasional, ilmu kamu kelak pasti berguna bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan serta bangsa ini. Selalu semangat dan jangan putus asa dalam belajar.Â