Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Preman di Kampung, Bisakah Tabiatnya Berubah

18 Mei 2021   07:49 Diperbarui: 18 Mei 2021   07:55 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Preman (dok radarbangka.co.id)

Preman biasanya orang menyebutnya seseorang yang jahat, atau mempunyai tabiat keras, nakal, suka minum-minuman, judi, akan jadi ketua preman jika lebih kuat fisiknya, anti bacok, banyak tatonya dan ragam masyarakat memberikan pandangan berkaitan dengan preman. Saat ada peluang bisnis maka yang akan dicari oleh mereka adalah keamanan, parkir, media perantara jual beli sawah yang satu kawasan, termasuk mediasi jika terjadi perselisihan antara geng preman satu dengan geng preman lainnya.

Preman yang tobat, akan memanfaatkan tenaganya untuk bekerja dengan mengikuti aturan kontrak perusahaan, seperti menjadi satpam, menjadi supir, penjaga rumah, penjaga pos keamanan, juru parkir, jasa jual beli properti, dan ragam skill yang dimiliki digunakan selama sisa hidupnya untuk menata keluarganya dan keturunannya. 

Mereka pastinya ingin agar hidup di akhir hayatnya menjadi orang yang baik dan tidak mau di cap atau sebutan preman sepanjang hayatnya, kalaupun saat mudanya dikenal sebagai preman tapi di akhir tuanya tidak ingin sebutan tersebut melekat padanya, apalagi kalau anaknya tahu, bukan menjadikan dirinya bangga malah minta agar ditutupi. 

Sebuah kawasan industri yang akan muncul di suatu daerah, pastinya sudah menghitung keamanan, siapa preman yang bisa diajak mitra atau dipekerjakan, yang penting bisa menjadikan situasi keamanan di linhkungan kawasan tersebut aman dan nyaman, uang bisa diatur dan premanpun bisa dimanajemen dengan baik. Disinilah menjadikan sebuah peluang bagi para preman untuk menata hidupnya dan tabiatnya.

Namun kalau preman dibiarkan, tidak diarahkan ke jalan yang sesuai dengan kapasitasnya, maka akan terjadi letupan kecil seperti misalnya sering banyak pencurian di sekitar lokasi proyek, situasi daerah tidak nyaman, harusnya kerugian tidak banyak karena faktor keamanan yang tidak mendukung maka investasipun merugi. 

Preman bukan mata pencaharian, karena di status penduduk tidak ada pekerjaan dengan kategori pilihan preman, sejatinya mereka ini asalah warga yang punya hak untuk mendapatkan penghasilan yang cukup, hanya saja karena punya keluarga, punya kemampuan yang berani, dan siap berkelahi dengan fisiknya dan kalau kalah ya akan mengalah, kalau dia atau lawannya menang ya berarti akan berbagi peran.

Preman ya berada di kampung-kampung, mereka juga bisa berkarya dan diberdayakan oleh seseorang, asalkan ada peluang kerja dan cocok dengan pilihan mereka serta preman ini tidak mengikuti irama teman preman lainnya seperti berjudi, minum-minuman, menghindari main, madat atau mencuri maka tatanan kehidupan keluarga semakin tercukupi, namun jika sebaliknya, maka bukan hanya uang yang dia terima, bisa terjadi kekerasan pada keluarganya juga sering terjadi karena uangnya habis untuk digunakan ke arah konsumtif yaitu berfoya-foya saat dapat harta atau uang banyak, lupa pada kehidupan keluarganya. 

Dipasar, di parkiran, di pasar modern, di fasilitas umum seperti terminal, pelabuhan dan ragam tempat yang ada nilai bisnisnya maka hampir dipastikan menjadi bidikan target preman sebagai bagian dari pendapatan harian. Penulis yakin bahwa preman bisa diberdayakan dan dikelola dengan manajemen yang baik, asalkan ada yang mau mengelolanya dari potensi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun