Sehubungan Pengajian Kitab Bidayatul Hidayah sudah khatam dalam penyampaian di bulan Ramadhan ke 16, mulai ramadhan ke 17 dilanjutkan pengajian Tafsir Munir.Â
Pengasuh Assalafiyah Luwungragi KH. Subhan Makmur menyampaikan diawal surat alkafirun, diterangkan oleh kyai,
Qul yaa ayyuhal kaafiruun, laa a'budu maa ta'buduun. Walaa antum 'aabiduuna maa a'bud. Wa laa ana 'aabidum maa 'abadtum. Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud. Lakum diinukum waliya diin)
Artinya:
Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Surat Al Kafirun adalah surat ke-109 dalam Al Quran. Surat ini terdiri dari enam ayat dan merupakan Surat Makkiyah. Dinamakan surat Al Kafirun yang berarti "orang-orang kafir" karena surat ini memerintahkan Rasulullah untuk berbicara kepada orang-orang kafir bahwa beliau takkan menyembah berhala yang mereka sembah.
Bacaan surat Alkafirun biasanya pada saat selesai melaksanakan thowaf, selanjutnya mencari tempat di babul multazam, disunahkan sholat sunnah dengan membaca surat alkafirun di awal rokaat dan rokaat kedua membaca surat al ikhlas.Â
Nabi Muhammad SAW menyampaikan kepada sahabatnya ketika mau tidur, bacalah surat alkafirun dan Al Ikhlas, termasuk dua rokaat thowaf, Â sholat fajar, dan sunnah bada magrib, juga surat alkafirun dan al ikhlas.Â
Kata qul yang berarti "katakanlah" merupakan firman Allah dan perintah-Nya agarRasulullah menyampaikan ayat ini kepada orang-orang kafir, secara khusus kafirQuraisy. Yakni sebagai jawaban atas tawaran mereka.Â
Kata al kaafiruun berasal dari kata kafara yang berarti menutup. Disebut kafir karena hatinya tertutup, belum menerima hidayah Islam. Siapapunyang tidak menerima Islam, maka ia adalah kafir. Baik itu orang-orang musyrikmaupun ahli kitab.
Kata a'budu merupakan bentuk kata kerja masa kini dan akan datang (fi'il mudhari'). Inimerupakan penegasan bahwa Rasulullah tidak akan menyembah tuhan mereka baik dimasa kini maupun masa depan.
Menurut Ibnu Katsir, makna maa ta'buduun adalahberhala-berhala dan sekutu-sekutu yang mereka ada-adakan. Rasulullah tidak akanmenyembah mereka dan tidak akan memenuhi ajakan orang kafir dalam sisa usianya.