Seorang ulama saat punya santri, dilarang mengucap kata-kata bodoh kepada santrinya atau kepada anaknya, misalkan murid disuruh menghafalkan alfiyah lalu ternyata tidak cepat menghafal, ya jangan menyimpulkan anak tersebut bodoh.Â
Seorang ulama yang punya santri, juga saat santri belajar dahulukan belajar yang fardu ain dulu, jangan mendahulukan fardu kifayah, ini maksudnya ketika santri sedang belajar maka belajar ilmu agama seperti belajar dimadrasah diniyah biar ilmu agamanya tercukupi, selanjutnya dilanjutkan untuk belajar ilmu fardu kifayah seperti belajar komputer atau lainnya seperti belajar ketrampilan listrik ataupun ketrampilan lainnya.
Orang alim harus menjawab pertanyaan tentang hukum dengan ilmu, makanya jangan memberikan fatwa yang ada rujukan ilmu, orang itu dilihat pada tindakannya, saat mereka sopan ucapannya, maka orang itu akan lihat tindakan walaupun belum berucap.Â
Adab orang alim ya harus mberesi akhlaknya sendiri, tidak usah pakai ilmu hikmah atau ilmu kemat, asal tindakan dan ucapan sesuai dengan tingkah lakunya dan ilmunya diamalkan dengan baik maka akan dijadikan rujukan.Â
Kalau ingin ketahanan pangan  di Indonesia, maka masyarakatnya harus berbuat baik termasuk pemerintah untuk mengajak amal makruf, lewat mengajak orang bershodaqoh atau berzakat dengan memperhatikan orang dhuafa, termasuk mendamaikan atau mengakurkan bentrokan atau perkelahian, maka sebaik-baik pembicaraan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H