Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Buku Yasin Dicetak Saat Mengenang 40 Hari Wafat Seseorang

23 Februari 2021   19:26 Diperbarui: 23 Februari 2021   19:56 6808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Yasin (Dokpri)

Cetakan Yasin biasanya dicetak di percetakan, sebagai cinderamata bagi para jamaah yasin dan tahlil. Saat almarhum atau almarhumah sudah meninggal dan mau masuk ke 40 hari, warga di pedesaan atau perkotaan mencetak buku ini. 

Alasan pertama, sebagai jariyah agar nantinya dibaca oleh mereka, mendapatkan ganjaran bagi yang membaca dan yang memberikan jariyah atas yasin dan tahlil. 

Alasan kedua, sebagai bukti informasi kepada para jamaah, keluarga siapa saja yang ditinggalkan baik istri atau suaminya, anak atau cucu dan cicit. Keluarga yang lain akan tahu informasi dengan membaca nama susunan keluarganya. 

Alasan ketiga, sebagai bukti fisik kenang-kenangan bagi keluarga termasuk kerabatnya, termasuk bagi warga di lingkungannya. Semakin besar sanak familinya maka semakin banyak cetakan yang di gandakan, artinya uang yang dikeluarkan juga harus disesuaikan dengan isi dompet atau tabungan yang ada. 

Semakin bagus dan tebal isinya maka akan semakin bagus kualitas dan covernya, namun kisaran harga cetak antara Rp 5 ribu hingga Rp 25ribu, itupun disesuaikan dengan selera dan pilihan kualitas kertas dan kesulitan dalam mencetak.

Namun karena sekarang banyak percetakan yang menyediakan buku yasin sudah dicetak tinggal merubah cover dan ucapan mohon doa dan kiriman doa atau ucapan terima kasih atau ada susunan keluarga maka bisa mempercepat cetakan dan lebih murah harganya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun