Tanggul kritis sedangka  dana menipis, mau menunggu tindakan juga akan lama, maka salah satu cara agar bisa terselesaikan yakni dengan gotongroyong, bangkitkan masyarakat melalui modal sosial, Polisi dan TNI masih dipercaya ketika menggerakan masyarakat untuk dibangkitkan, apalagi jika tanggul tersebut sudah berpotensi jebol. Maka jangan tunggu kapan lagi harus diperbaiki, saat hujan sudah reda dan air sudah surut, maka warga bisa di berdayakan.
Cari karung gratis, jika tidak ada cari donatur karung, snack atau makan, berdayakan warga khususnya ibu-ibu untuk masak bersama, buka dapur umum, mintakan donasi atau jariyah dari warga untuk kebutuhan para pekerja yang membantu menutup tanggul.Â
Masyarakat guyup rukun, pasti ada solusi terbaik untuk menyelesaikan solusi terbaiknya agar tanggul yang jebol atau kritis bisa diselesaikan untuk di kasih karung yang diisi tanah dan diikat dengan kuat, sebagai salah satu cara agar air tidak mengalir lagi ke lahan persawahan, karena jelas merugi bagi para pemilik tanah atau buruh tani.Â
Gotongroyong harus ada yang menggerakan, tidak bisa hanya kata-kata, tapi harus dengan tindakan dan mendatangi para agniya, untuk berbagi material ataupun dananya agar semua target tercapai, niatkan tulus dan ikhlas pastinya akan direspon dengan baik dan cepat terselesaikan.Â
Kepedulian untuk saling membantu bagi masyarakat Indonesia pasti melekat tinggi pada hatinya dan juga tindakannya, asalkan timnya transparan dan ada wujudnya maka akan semakin tinggi kepercayaan masyarakat  karena bisa saling diwujudkan.Â
Kerja bakti ya menyisikan tenaga, pikiran dan dana untuk kepentingan umum, mijimal sebagai bentuk kesetiakawanan sosial. Mari tanamkan generasi muda penerus bangsa ini dengan saling kesetiakawanan sosial dan gotongroyong.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H