Kuncine bisa yen gelem mencoba lan ora ngulangi kekeliruan yang sama, semakin mencoba dan istiqomah dengan menulis tematik, maka semakin banyak literatur yang di dapat, ibarat aliran air, dari hulu ke hilir, sampai di hilir terakhirnya ke laut, kalau dari hulunya tidak ditatani dengan baik, ya hilirnya bisa saja sering copy paste.Â
Melatih menulis pastinya ada seni tersendiri, termasuk menulis di kompasiana, seorang kompasianer akan naik kelasnya dipastikan karena mereka mau menulis dengan tekun istilahnya sregep, mantep tur telaten. Kalau malas, dakling, ataupun sesuai selera hati, dan tidak mau dicoba untuk sehari nulis satu artikel rasanya berhutang, lama kelamaan dengan rutinitas maka tidak merasa ada beban yang sulit, akan terasa ringan karena biasa.
Semakin jarang kita menulis, maka daat memulai awal rasanya gunda gulana, pikiran mudah menyerah, semangat untuk metangkai kata atau kalimat mengalami kebuntuhan, akhirnya berhenti sejenak, saaf lupa tidak jadi menulis, tertunda lagi.
Menunda pekerjaan sebenarnya rugi, nakun ada alasan kenapa seseorang enggan menulis artikel kompasiana setiap hari, pertama adalah sibuk dengan pekerjaan utama, karena banyaknya aktivitas dan beban yang di embannya menjadikan berat lalu tidak sempat menulis,kecuali disaat hari libur baru bisa menulis.
Kedua, malas maklum karena tidak dapat reward atas setiap tulisan, syaratnya terlalu ketat dan untuk dapat reward maka harus rutin menulis dan update artikel yang populer atau yang kategori artikel pilihan atau utaja di kompasiana.
Ketiga, Tidak mudah merangkai kata dan sulitnya mendapatkan referensi atas tulidan, disaat baru menulis dua kalimat ataupun satu paragraf lalu buntu dan malas untuk mencari solusi atas kebuntuhan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H